Sabtu, 30 Juli 2011
Selasa, 26 Juli 2011
Menjelajah Kal-Bar
Sumber Gambar |
Sabtu, 16 Juli 2011
Malam Nifsu Sya'ban VS Kerjaannnn
Sabtu, 09 Juli 2011
Menjemput Kematian
Kau tahu...
Dunia telah di pegang oleh manusia...
Kuasa Sang Tuhan pun mulai di ragukan sampai menyamainya
Berlomba menjadi Penguasa Alam...
Namun apa yang kau dapat???
Ternyata Kematian yang akan didapat...
Hingga kau untuk menuju tobat...
Agar tak dapat siksa akhirat.."
Angin berlalu...
Hujan menyapa dengan kelam dan tajam pada jarum-jarum peraknya...
Got award from nuth-miyu
jadi semangat nulis lagi walau renang kagak jadi :'(
Jumat, 08 Juli 2011
Dialog Terakhir
"Saya terima nikahnya Tjach Wadonita Dariantono," Niko merasa tersendak didadanya yang membuat ia melirihkan suara dalam menyebut namanya. " bin Incuna Daridani dengan," Niko kembali merasa dadanya semakin menekan hingga ia memegang erat dada kirinya. Para saksi dan para undangan melihat kekhawatiran oleh tingkah Niko yang mengejutkan. Orang tua dari mempelai wanita, sang ibunda Tjah berusaha bergerak menghampiri. Sementara Tjah merasa khawatir dan takut," mas kawin tersebut dibaya........r", badan Niko roboh yang masih menjabat tangan bapak penghulu diatas meja tempat ijab kobul.
Tjah histeris, lalu pingsan dengan tiba-tiba. Ibu dari Niko pun kemudian pingsan. Para orang tua segera menolong Niko, yang sebelumnya bapak penghulu berusaha untuk menyadarkan Niko. Suasa menjadi gemuruh. Para tamu undangan yang hadir di sebuah masjid besar dengan dekorasi yang megah dan luas, terlihat masjid tersebut masih baru, beranjak dari tempatnya.
--------------- Tiga Bulan Yang Lalu ---------------
Niko Laresae, seorang pemuda berumur duapuluh enam tahun, anak dari seorang keturunan jawa yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dan adiknya yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas dengan beda umur sepuluh tahun dari Niko. Niko yang juga lulusan dari sebuah universitas di Purwokerto, jawa tengah dengan spesialisasi komunikasi visual. Dan setahun lebih Niko telah bekerja di sebuah perusahaan swasta di bidang desain grafis, periklan di Jakarta.
Pertemuan awal antara Niko dan Tjah adalah saat Niko sedang mengerjakan proyek iklan sebuah operator seluler. Saat itu Tjah dari perusahaan tersebut mewakili untuk menangani proyek kerjasama. Dari proyek tersebut dan dengan sering bertemu dengan waktu lama Niko dan Tjah saling mengenal hingga mereka memutuskan berpacaran.
Jalinan asmara telah dibina selama setahun dan mereka untuk memutuskan untuk menikah.
"Mas, terimakasih karena mas telah menepati janji. Dan Tjach sangat bahagia karena Mas Niko telah melamar Tjach," ungkap Tjach dengan terharu dan mata berkaca-kaca. "I love you, beib!" lanjutnya dengan segera memeluk Niko.
"I love you too Tjach." aku Niko.
Terkirim dari telepon Nokia saya
Cerita untuk Bapak
Aku adalah anak mu...
Mungkin kau telah tahu tentang diriku di kala itu,
Aku yang tak tahu apa tentang kehidupan.
Aku hanya bisa merengek saat pinta yang ku ingin,
Aku hanya bisa marah saat kau lerai untuk baik ku,
Aku selalu membawa beban dalam pikir mu kelak dewasa nanti...
Bapak,
Aku hanya kenal dirimu satu kenangan saat kau gendong aku kala ku isak tangis ketakutan dimalam itu.
Aku hanya ingat raut mu, samar, karena ku terlelap diantara tangan mu yang memegang erat tubuhku hingga tertidur dalam pundak mu, aku terlelap.
Bapak,
Kecilku, mungkin, kau memberi janji-janji hadiah-hadiah saat ku berubah umur ku.
Kecilku, mungkin, kau punya rencana besar kelak aku ku dewasa dan bisa bersahabat yang mampu berbagi.
Kecilku, mungkin, kau membayangkan bisa bersanding kelak ku membawa seorang wanita yang akan menjadi teman sejati hidup bersanding bersama untuk bahagia atas anak mantu mu kelak.
Kecilku, mungkin, kau bisa berkumpul dengan para cucu-cucu yang menemani mu di senjamu dengan bahagia.
Namun pak,
Saat aku sekolah, aku iri dengan teman-temanku saat mereka bercerita tentang nilai-nilai yang baik atau nasehat-nasehat atas nilai-nilai yang jelek di raport-ku dengan cara mu, entah seperti apa cara mu itu.
Saat aku sekolah, aku hanya mengikuti keadaan di teman-teman ku. Mereka berkelahi, aku ikut meski entah yang melatarbelakangi masalah itu hingga orang-orang membimbingku menangis-nangis, memarahi atas kenakalan ku.
Saat aku sekolah, aku menjadi remaja dan mulai senang dengan teman wanita. Aku jatuh cinta. Dan itu juga mulai bermain dengan norma-norma agama dan sosial. Dan ku hanya bisa menjaga sesuai yang aku pahami.
Bapak,
Apa yang kau lihat sekarang? Istri mu tak lagi bisa membimbingku lagi karena aku telah dewasa. Dia menyerahkan semua pertanggungjawaban didiriku oleh diri ku.
Apa yang aku rasa sekarang? Aku diwariskan sebuah nilai yang tak berharga olehnya namun mampu membawaku mewarisi isi dunia ke anak-anak ku kelak.
Apa yang aku dapat sekarang? Aku mampu duduk sejajar dengan orang-orang dan aku mampu berbahasa dengan mereka.
Apa yang aku lakukan sekarang? Aku hanya bisa mendoakan mu saat ku telah mengerti apa arti anak sholeh.
Bapak,
Apa kau tak rindu dengan anak mu ini? Lekatlah rindu mu pada ku dan datanglah pada mimpiku dan tanyalah : Apa kabar nya istrimu dan anak-anak mu itu dan tanyalah apa pinta ku sekarang sebagai anak mu. Karena telah lama kau tak tanya apa mauku sebagai anak mu.
Apa aku harus menghampiri mu, pak? Aku tak tahu jalan menuju rumah mu sekarang. Tuhan akan marah bila ku memaksakan diri dekat dengan mu sealam. Aku hanya berucap bahwa istri mu telah melaksanakan tugasnya sebagai ibu tanpa hadirmu disisimu. Dan sampaikanlah pada sang Tuhan bahwa istrimu adalah yang berbakti, berkasih sayang, melaksanakan tugas sebagai manusia dan ibu. Meski sang Tuhan pula yang memberikan cobaannya agar kelar kau dan istrimu bersatu dalam satu naungan surgaNya kelak.
sent by Pik Mael
Cerita untuk Bapak
Aku adalah anak mu...
Mungkin kau telah tahu tentang diriku di kala itu,
Aku yang tak tahu apa tentang kehidupan.
Aku hanya bisa merengek saat pinta yang ku ingin,
Aku hanya bisa marah saat kau lerai untuk baik ku,
Aku selalu membawa beban dalam pikir mu kelak dewasa nanti...
Bapak,
Aku hanya kenal dirimu satu kenangan saat kau gendong aku kala ku isak tangis ketakutan dimalam itu.
Aku hanya ingat raut mu, samar, karena ku terlelap diantara tangan mu yang memegang erat tubuhku hingga tertidur dalam pundak mu, aku terlelap.
Bapak,
Kecilku, mungkin, kau memberi janji-janji hadiah-hadiah saat ku berubah umur ku.
Kecilku, mungkin, kau punya rencana besar kelak aku ku dewasa dan bisa bersahabat yang mampu berbagi.
Kecilku, mungkin, kau membayangkan bisa bersanding kelak ku membawa seorang wanita yang akan menjadi teman sejati hidup bersanding bersama untuk bahagia atas anak mantu mu kelak.
Kecilku, mungkin, kau bisa berkumpul dengan para cucu-cucu yang menemani mu di senjamu dengan bahagia.
Namun pak,
Saat aku sekolah, aku iri dengan teman-temanku saat mereka bercerita tentang nilai-nilai yang baik atau nasehat-nasehat atas nilai-nilai yang jelek di raport-ku dengan cara mu, entah seperti apa cara mu itu.
Saat aku sekolah, aku hanya mengikuti keadaan di teman-teman ku. Mereka berkelahi, aku ikut meski entah yang melatarbelakangi masalah itu hingga orang-orang membimbingku menangis-nangis, memarahi atas kenakalan ku.
Saat aku sekolah, aku menjadi remaja dan mulai senang dengan teman wanita. Aku jatuh cinta. Dan itu juga mulai bermain dengan norma-norma agama dan sosial. Dan ku hanya bisa menjaga sesuai yang aku pahami.
Bapak,
Apa yang kau lihat sekarang? Istri mu tak lagi bisa membimbingku lagi karena aku telah dewasa. Dia menyerahkan semua pertanggungjawaban didiriku oleh diri ku.
Apa yang aku rasa sekarang? Aku diwariskan sebuah nilai yang tak berharga olehnya namun mampu membawaku mewarisi isi dunia ke anak-anak ku kelak.
Apa yang aku dapat sekarang? Aku mampu duduk sejajar dengan orang-orang dan aku mampu berbahasa dengan mereka.
Apa yang aku lakukan sekarang? Aku hanya bisa mendoakan mu saat ku telah mengerti apa arti anak sholeh.
Bapak,
Apa kau tak rindu dengan anak mu ini? Lekatlah rindu mu pada ku dan datanglah pada mimpiku dan tanyalah : Apa kabar nya istrimu dan anak-anak mu itu dan tanyalah apa pinta ku sekarang sebagai anak mu. Karena telah lama kau tak tanya apa mauku sebagai anak mu.
Apa aku harus menghampiri mu, pak? Aku tak tahu jalan menuju rumah mu sekarang. Tuhan akan marah bila ku memaksakan diri dekat dengan mu sealam. Aku hanya berucap bahwa istri mu telah melaksanakan tugasnya sebagai ibu tanpa hadirmu disisimu. Dan sampaikanlah pada sang Tuhan bahwa istrimu adalah yang berbakti, berkasih sayang, melaksanakan tugas sebagai manusia dan ibu. Meski sang Tuhan pula yang memberikan cobaannya agar kelar kau dan istrimu bersatu dalam satu naungan surgaNya kelak.
sent by Pik Mael