Tampilkan postingan dengan label Soetirah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Soetirah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 Juli 2012

Soetirah Part 1


S
ORE itu lepas dari jam lima lebih Sutirah duduk menatap lurus menerjang jerali besi jendela kayu yang mulai rapuh. Dari balik jendela itu air hujan masih membasahi bumi dengan deras dan angin yang berhembus kedirinya. Sutirah masih bergeming, jari jemarinya masih menyatu yang berpangku di atas perutnya. Sutirah berkedip berat dan matanya mulai berkaca-kaca. Suara kilat terdengar menyambar bersama dengan jatuhnya air mata Sutirah. Kali ini ia menikmati pejaman matanya meski air mata masih membekas disudut-sudut kedua matanya. Segelas air teh panas di cangkir mulai tak berasap yang terlihat setengah. Sutirah yang mengenakan sweater warna ungu tua dengan kain batik bawahannya lalu mengela nafas kemudian ia tersenyum lirih. Senyuman lirihnya mengingatkan pada suatu keindahan dimasa lalunya.