Bayangin dulu : 'ada orang gila yang sedang gusar lalu dia
ketawa terbahak-bahak oleh sesuatu yang ada dibenaknya kemudian tak lama menjadi
murung dengan muka merengek sembari mengacak-acak rambut gimbalnnya yang sulit
di potong dengan gunting rumput, menendang-nendang benda yang ada didepannya.
Lalu kemudian berdiam dengan terisak kesakitan pada kakinya akibat nendang
tembok beton portal jalan'. Sudah terbayang? Yah, seperti itulah kondisi tatkala
sedang rindu yang setengah mampus!. Eits!!! Tapi jangan samakan aku dengannya
karena aku masih waras bin normal, diperjelas kalimat : AKU BUKAN ORANG
GILA!!!
Maklum sajalah bila mengambil sikap yang sama seperti itu namun
komposisi ekspresinya tak se-ekspresif orang gila. Dont be the same me with him.
Apapun itu, adalah sebuah ekspresif semata terhadap yang dirasanya. Mungkin akan
ada hal yang sama dalam melakukan ekspresinya terhadap kerinduan, entah over
acting atau less acting. Dan juga itu sifat manusiawi dan bukan berarti tindakan
orang gila itu bukan manusiawi pula, ada perbedaanya antara aku
dengannya.
Ok, leave it... I'm talking about my missness to my GF and
loves.
Aku ulangi lagi,hanya sekilas, harap dimaklumi bila bertingkah
demikian karena kami berpacaran dengan sistem LDR, is long distance
relationship. Sebuah hubungan yang menguras hati (kaya judul lagu aja >.<
). Anda yang sedang LDR atau pernah LDR itu akan tahu sebagaimana tentang sebuah
LDR itu sendiri dan yang belum pernah, jangan buat coba-coba!!! Namun kalau itu
adalah sebuah proses dari jodoh anda, kenapa ngga untuk dilakukan??? Mencoba itu
hukumnya tidak haram, dalam agama! Mencoba itu hukumnya tak diperdatakan ataupun
dipidanakan karena belum ada undang-undangnya. Kalau mau di undang-undangkan???
Sapa juga yang mau untuk merumuskan tentang hal tersebut!!! Akan tetapi, dengan
mencoba kita bisa mempelajari, memahami dan akan ada reaksi dari aksi untuk
hasil proses mencoba, pengalaman!!!
Mungkin, melihat ekpresif diatas, itu semua tergantung dari
personality-nya bagaimana untuk bisa lebih normalis dalam menghadapi sesuatu
yang lebih baik dan tenang.
Mungkin, seandainya saja kehidupan LDR itu pada dunia Doraemon
itu sangatlah gampang seperti halnya orang yang berhubungan dengan seseorang
yang satu tempat. Tau kan tentang Doraemon yang punya kantong ajaib? Yup!
Doraemon punya segalanya... Salah satunya Pintu Ajaibnya yang jika ingin pergi
kessuatu tempat tinggal ngambil pintu itu dan pada saat masuk lalu keluar maka
akan keluar ditempat yang dituju. Atau dengan baling-baling bambunya dengan
terbang bisa pergi kemana-kemana yang kita inginkan tanpa harus naik pesawat
yang harga tiketnya bak saham di bursa efek yang naik turun, hufht! Itu-lah
pesawat!. Atau juga dengan alat lainnya yang Doraemon punya...
Atau dengan mesin waktu yang dengan mudah kita bertuju ketempat
yang kita mau sehingga dalam proses relationship itu berjalan dengan baik, mulus
sesuai harapan tanpa harus menahan rindu. Bahkan dengan adanya mesin waktu atau
kantong ajaib Doraemon tak akan pernah ada atau muncul lagu ALAMAT PALSU, BANG
TOYIB, AKU BUKAN BANG TOYIB, KANDAS (Evi Tamala n Imron), Rindu (Agnes Monica),
Jaga Selalu Dirimu (Seventeen) dan beberapa lagu yang menceritakan tentang
kerinduan akibat tempat yaang berbeda. Tuh, kebanyak isi-isi lagunya pada merana
:'(
Jadi, emang bener kalau LDR itu banyak yang merana dan mungkin
akan bertindak seperti orang gila :D
WAKTU
Mungkin waktu yang menjadi utama dalam LDR ini. Mengapa? Karena
dalam LDR itu adalah sebuah proses saat kita sedang menjalankan relationship
dengan pacar kita. Entah nanti berujung pada sebuah harapan atas bersama yang
bahagia atau justru pada kesedihan. Waktu juga yang menggempleng mentalitas kita
terhadap pasangannya masing-masing. Keterkaitan kepercayaan, komunikasi,
perhatian dan yang lainnya. Biasanya yang paling utama dalam LDR itu adalah
kepercayaan antar keduanya, saling percaya atau tidak? Itu akan menjadi main
line pada LDR.
TEMPAT
Ini adalah sebuah jarak, sepanjang jalan yang beraspal atau
berbatu atau berlumpur yang terjal atau datar atau berkelok-kelok yang jadi
pemisah pada sebuah LDR.
Kalau semisal antar pasangan lokasi yang dituju masih dalam
jangkauan itu masih bisa dilakukan untuk bisa saling bersama.. Nah, kalau yang
melebih dari 80KM??? Bagaimana tuh? Shalat saja kalau melebihi 80KM dalam
perjalanan saja kudu di qada, nah untuk LDR??? Entahlah, banyak solusi yang
dilakukan oleh pasangan yang LDR. Mungkin banyak teman-teman melakukan rasa
cinta kasih sayangnya mengatasi dengan cara mereka sendiri.
BERUJUNG PADA?...
Ini adalah sebuah proses. Menyikapi dengan baik dan selalu thinking positive tentang pasangan kita dan meyakini dengan hubungan yang ada. Berdoa adalah sebuah jalan yang terbaik apakah yang dijalani adalah sebuah keputusan yang diridhoi. Bukan berarti masih meragukan pada pasangan kita yang, mungkin, masih ragu dengannya walaupun itu sudah berjalan tahunan atau beberapa bulan saja. Sebab ini adalah jalan dan tanpaNya pula kita tak mampu untuk mengusahakan walau pun sekeras usaha kita.
Proses yang dalam untuk meyakinkan pada keyakinan yang ada. Dan adalah hasil yang indah tatkala hubungan itu berjalan setelah semua terucap antara pasangan dengan sang Tuhan pul ( ijab kabul ). Semua mengharap pada sebuah kebahagiaan, demikian juga dengan diriku.
Dan itu adalah sebuah awal kehidupan yang nyata setelah menikah itu. Itu tergantung manusia untuk mencetak seperti apa keluarga kecilnya.
INGATTT!!!! : LDR itu seperti bercerita tentang sayuran dengan bahasa : Sayur ini kurang asin atau terlalu manis, ini itu namun bila kita tak mencicipinya langsung maka akan tahu seberapa rasa kurang yang ada pada sayuran itu dan kita bisa menambahkan bumbu yang pas agar sayuran itu lebih enak dimakan,
0 komentar:
Posting Komentar
Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)