Selasa, 07 Desember 2010

Sebelum ceritanya : ....

Lelah....
Otak ku untuk berfikir akan pertanyaan isi kehidupan.

Letih....
Mata ini untuk memandang kehidupan yang tak pernah memberi kebaikan hati sesamanya.

Lunglai....
Hati ini untuk menebak dan menentukan segala arah jalan kehidupan yang tak pernah usai dari rintangan dan halangan yang kian hari semakin menyayat sembilu.

Lemas tulang-tulang ku ini untuk menegak kan raga ini yang tak mampu melawan gravitasi kehidupan yang tak pernah akur akan namanya Tuhan dan manusia.

Haruskah aku tutup usia diri atau menunggu akan panggilan Illahi???

Ketakutan ku makin gencar!!!

Benak ku selalu berfikir untuk selalu membasahi diri akan keharaman pikiran!, Memperindah diri akan semua simbol-simbol isi dunia yang aku kulitkan dan memperluaskan zina-zina akan kecantikan perempuan dari bujuk rayu syaitan!.

Mata ku yang tak buta membuat ku semakin haus akan semua yang ada dalam benak ini. Apakah ini yang disebut sebagai mata manusia atau dari mata bathin?! Sementara aku bahagia akan kesedihan mereka, melangkah hidup diatas raga-raga mereka bernanah darah dan aku pun berjalan dalam kegelapan dari terangnya dunia yang berbatas haram dan halal. Dan seperti ini kah dibalik hitamnya mata diantara putih mataku???

Hati aku tak pernah redup!. Keredupan hatiku akan redup saat harta,tahta dan wanita mulai sirna bak pasir tertiup angin yang menepi dan menipis menghilang. 
Kamu tahu hatiku?!... Hatiku tak berpangkal pada sebuah " Keatas namaanNYA" namun hatiku ingin berujung akan kesenangan dunia. Namun hatiku bukan pemeluk maslahat sesama kaumku.

Ragaku tak pernah lelah, gerka ku pun absurd dalam mengisi dunia dalam kehidupanku....

Itulah SEBELUM CERITANYA dalam kerentaan disenjaku ini, tak ada jamahan sinar senja untuk memberikan kehangatan sebagai pengantarku pulang......

06 Oktober 2009 jam 9:13

Mungkin

Raga ini masih tak dapat kau miliki untuk kau sentuh dengan jemarimu sebagai lepas rindu dan cintamu...
Mungkin...
Raga ini masih tak dapat kau milki untuk kau dilindungi dari peristiwa yang terjadi..

Dan pasti,
Aku disini masih merindumu dan mencintaimu dengan sepenuh hati
Dan pasti,
Jiwa ini selalu melindungi dari do'aku untukmu walau raga tak bisa sentuh dirimu diruang dan waktu
Dan pasti dengan waktu kita bisa menyatukan jiwa dan raga untuk saling melengkapi....

Mungkin karena kita masih setengah hati...
Dan dengan cinta,kasih sayang kita bisa hidup semati...
04 Mei 2010 jam 22:26

entah dalam bentuk seperti apa kesabaran

Manusia itu harus bersabar, entah dalam bentuk seperti apa kesabaran dari penerimaan masalah yang ada : sosial, ekonomi, politik, SARA atau keyakinan. Kesabaran adalah hasil sebuah kemenangan. Kesabaran adalah sebuah pelatihan untuk menghindari ke-emosional. Kesabaran adalah sebuah keberuntungan untuk mendapatkan sebuah ke-niscaya-an pahala yang besar.

Menggabungkan pikiran dan hati adalah sebuah jalan proses panjang untuk menjadi sabar. Banyak orang bilang mem-praktek-kannya kesabaran itu punya batas. Benar demikian kesabaran mempunyai batas? Atau manusianya saja yang tak bisa mengendalikan hawa amarah dan nafsunya untuk sejenak menerima statement pedas.

Memang benar adanya, didunia mana pun manusia tak mau dirinya dilecehkan, direndahkan, difitnah atau sesuatu yang lainnya yang merasa dirugikan hingga menimbulkan gejolak untuk bisa melawan. Yang pasti kesabaran adalah butuh keikhlasan untuk menerima sesuatu yang lainnya seperti hal di atas. Sabar bukanlah sesuatu yang di agungkan. Sabar juga bukan diwajibkan untuk diikuti karena sabar merupakan salah satu sifat manusia. Dan kembali lagi ke manusia itu bahwasanya manusia itu tiada yang sempurna. Jadi, pantaslah bila kesabaran itu memang ada batasnya!.
01 November 2010 jam 17:36

Maafin ...

Bukan maksud untuk memulai untuk perapian pada hubungan kita. Dan bukan berarti aku tidak mau menjawab atas pertanyaan mu. Maafkan bila ku begitu, tapi itu hanya sebuah sesuatu yang lalu yang secara pasti aku tak pernah untuk mengejarnya kembali.

Aku begitu karena dulu, saat bulan itu kita sedang tidak lagi manisnya dan yang kita kerjakan hanyalah memperdepatkan kondisi masing-masing yang jadi bahan salah SMS saja.

Tapi kalau kamu ingin mengulang pertanyaan yang sama maka aku pun tak akan menjawabnya. Sebab itu hanyalah milik aku sendiri yang tak mau diketahui, sekali pun itu kamu atau orang tua ku.

Aku tidak egois, hanya saja tidak ingin menjadi kepala saling berada (mungkin).  Tapi itu juga terserah kamu.

Senin, 06 Desember 2010

Kumpulan : Kala hati sedang luber!

Sumpah, dengan demikian yang mempunyai sifat aku kembali menjadi tempramental. Namun aku tak mampu meringankan kedua tanganku karena aku masih mempunyai hati walau terkadang hati sudah menjadi setengah arang. Hati hanya bisa bergumam ; kadang aku mengutuknya menjadi orang yang menjadi binasa seperti aku. Kadang aku menjunjung tinggi dengan hormat n mengampuninya agar Tuhan yang membalasnya.
Apa mereka memahami dengan apa yang mereka lakukan? Entah apa pun yang akan dilakukan namun yang aku harapkan menjadi hal yang bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan penuh dengan konsekuensinya, apapun itu.
Yang demikian yang menjadi dasar orang serba salah, kadang kala sering dijadikan getah atau tempah amara murkanya.
i'm dissapointed with them. I don't think more about them. But why did think take it.
------------------------------------------------------------------------- 11/06/2010-1:21



Apa bener aku selalu mengeluh? Selalu menjabarkan kekurangan dan kesedihan tanpa melihat dari sisi kebahagiaan? Tanpa mensyukuri yang pernah ada? Dan atau mendapatkan kenikmatan yang didapat?

Aku hanya bisa menjawab, memang ada namun nilai persentasinya lebih kecil dari nilai sebaliknya. Lantas, apakah jawaban ku ini adalah orang yang tak pernah tahu tentang sebuah kelemahan hidup? Yang selalu pasrah dan tanpa usaha atau improvisasi untuk memperbaiki kualitas hidup untuk mendapatkan kuantitas yang diharapkan. Begitu kah lemahnya aku?

Aku tak tahu betul tentang diriku sendiri. Pengendalian diri pun masih belum penuh dikuasai dengan baik. Nilai kedewasaan pun masih labil dari nilai stabil dari umur yang suduh cukup dibilang matang.

Komposisi didalam diri : IQ,EQ n SQ, aku meyadari adalah nilainya dibawah rata-rata. Aku tak tahu kenapa komposisiku demikian nilainya. Padahal sebuah niatan nilainya sangat besar namun selalu runtuh bak istana pasir yang terhembas ombak. Culas! seperti itu adalah kemampuanku. Apakah demikian?
-------------------------------------------------------------14/4/2010-15:32



Percuma. Itikad baik untuk menjalin sebuah hubungan rasanya tiada lagi. Aku kira dia sudah memutuskan hubungan dengan mantannya ternyata ia bohong.

Apa aku salah? Atau karena aku terlalu percaya diri yang besar terhadap tingkah dia ke aku? Aku menganggap seperti itu karena selama ini dia bertingkah seperti seorang kekasih. Ya, aku menyadari walau kata komitmen belu pernah diucapkan bersama.
------------------------------------------------------------19/4/2010-14:08



Lelah aku mengikuti semua tuntutan hidup yang bukan kehendak, serasa merugi apa yang telah aku lakukan jika mereka tak menerima dengan ikhlas atas kecil atau besarnya kesalahan. Walau itu sebuah pelajaran yang keras untuk mendidik yang benar dan membuat kebaikan buat kebenaran. Namun bagiku adalah dengan cara yang tak imbang dalam keadaan ialah sebuah makian.
Apa ini sebuah kesalahan yang dengan sengaja aku perbuat? Tidak!.
------------------------------------------------------------11/6/2010-1:15



Terjadi kembali, telah mensucikan diri dengan niatan hati yang penuh dan untuk kembali ke jalan yang sewajarnya ternyata tak bisa diwujudkan. Hal itu tak didukung oleh lingkungan kecil yang selalu memberikan peluang dan kesempatan kembali untuk berulang.
 Salah diri ini, keadaan atau mereka yang selalu memberikan ku kembali pada niatan tuk tak akan kembali mengulangi lagi. Atau memang sudah diri ini menjadi terbiasa akan hal-hal yang telah pernah dilakukan.
 Dengan kesadaran dan hati yang terbuka, aku melakukannya. Dengan nilai pahala dan dosa, aku juga memahaminya. Dengan sakit atau sehat, aku tak memperdulikannya. Dengan kesenangan sesaat atau selamanya aku tak menghiraukannya. Seperti itulah aku berjalan pada bekas jejak hitamku.
 Mungkin seperti ini kah tabiatku? Atau sebuah jalan nasib yang tergariskan?.
 Dengan menilik pada ajaran yang ada, maka terkutuklah aku. Sebuah peluang kehancuran dan berbuah kekecewaan atau penyesalan sangatlah jelas terbaca. Ini sebuah perjanjian atau memang keikhlasan semata?, aku menjawabnya 'aku tak tahu'.
-----------------------------------------------------------9/4/2010-16:10



apakah benar hati sepasang kekasih merasakan sesuatu jika pasangannya melakukan perselingkuhan? Jikalau benar begitu adanya, apakah ini sudah jiwa n hatinya telah menyatu? Seperti itukah cinta abadi yang banyak orang mengatakan bahwa ini adalah sebuah jodohnya?.

Aku mengingat satu cerita yang telah dianalogikan dan sudah banyak yang percaya tentang hal itu. Ya, cerita itu adalah tentang setengah tulang rusuk yang hilang di tulang rusuk seorang laki-laki. Dan ini juuga cerita Tentang penciptaan siti hawa yang diciptakan dari tulang rusuk adam.
----------------------------------------------------------18/4/2010-12:58