"Aku pilih diam. Tuhan akan mengerti keadaanku walau aku tak menghadapnya sehabis wudhu. Atau memang manusia yang akan berpenghuni neraka, itukah diriku sekarang? Ya Allah... Sungguh Kau Maha Sempurna menciptakan manusia-manusia yang berbeda-beda. Dan betapa terbatasnya kemampuan hamba untuk menyatukan kedamaian ketentraman. Ketentraman hati, ketentraman pikiran dan ketentraman untuk hidup. Semua itu berpangkal pada sebuah perut..."
"Mereka berteriak kala susah mendapatkan makanan. Kadang mereka hanya mengisinya dengan air. Dan itupun cukup bagi mereka bila harga untuk hidup melewat mahal. Sedikit untuk mematri bila meregang nyawa, mereka akan mencuri. Bila mereka diteriakan maling dan tertangkap maka habislah riwayatnya.
Tapi entah bagi sebagian mereka yang mencuri uang rakyat. Mereka karena kelaparan atau malah kekenyangan akan dosa-dosanya dan Tuhan mulai memainkan hidup mereka supaya terjerumus ke dalam neraka?
Hidup itu adalah semudah bernafas. Dan serumit bila merasa sesak. Namun itu semua kitalah yang mengendalikan sendiri. Putih hitamnya diri tergantung penguasaan pikiran dan hati.
Ya Allah... Engkau menghadirkan kami dalam kefitrahan. Orang tua dan lingkungan menuntun kami dalam sebuah jalan kesucian atau kekelaman.
Engkau pun mengayatkan firman untuk merambu-rambukan langkah kita. Namun apalah hati manusia bila terkendali oleh hawa nafsu saja.
Ya Allah, apakah akan sama jawaban kehidupan manusia seperti kata sahabat Rasul kala menanyakan para umatnya ketika Rasul menghadap kepadaMu?" Gendon menghela nafas lemas. Kemudian memejamkan matanya
Powered by Telkomsel BlackBerry®
KOPET | Tanya Dalam Doa
By Unknown
| In KolonelKepepet
Related Posts:
KOPET | “Bukankah kita yang munafik Jenderal?!” “Ini semua atas ide mu yang sangat konyol. Lihat, bagaimana dengan tingkah laku si Kopet itu. Sungguh munafik!!! Si Kopet memang licik. Dia mengingin… Read More
KOPET | Cintaku Sebatas Perut"Singkirkan Gendon!!! Singkirkan kolonel kencur itu! Aku sudah muak dengan tingkahnya yang so heroic dan naturalis! Manusia yang laknat!" Ucap Jendera… Read More
KOPET | Doaku Bukan Untuk SurgakuSeperti beban dipikiranku yang begitu berat dan makin komplek, mata ku tak sanggu ku pejamkan walau rasa perih menahan kantuk. Raga ini begitu letih u… Read More
KOPET | “Seperti ini kekuatanku Jenderal, meski kecil dan berkarat namun mematikan.” Lalu aku menggertak sembari menghujamkan pisau buah yang ada di meja makan Jenderal Besar itu. Kami sedang makan malam untuk membahas keamanan negar… Read More
KOPET | Tanya Dalam Doa"Aku pilih diam. Tuhan akan mengerti keadaanku walau aku tak menghadapnya sehabis wudhu. Atau memang manusia yang akan berpenghuni neraka, itukah diri… Read More
0 komentar:
Posting Komentar
Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)