Jumat, 29 April 2011

Wow!!!

Do you know what I'm thinking right now? I feel very happy because I already have newstuff. what is it? I have a new netbook! ;)
I do not be exaggerated to talk about this?
Ok. If you feel bored, I will soon leave this.There's only one thing I think: FUN!

Kamis, 21 April 2011

if a single woman in this world know about my feelings, and I will take her to the future.

If only one woman in this world know about my feelings, and I will take her to the future.

My steps have not stopped to look for a woman who would become my life partner.

But who she was, I still do not know because it is a secret of the Lord.

I just hope with my effort is the best for my future.

O woman, listen to my feelings because I really need you in later life and the Hereafter.

Minggu, 17 April 2011

3+ [tiga plus] (cerpen)

'Ya Allah... Apa salah keluarga kami hingga aib ini menimpa kami. Begitu pandai kakak ku menyembunyikan hasil dari perbuatan nistanya.' ucap Kally dalam hatinya yang menangis. Matanya berkaca-kaca yang bediri disamping Olla yang sedang kesakitan untuk melahirkan anak keempatnya. Merintih-rintih kesakitan untuk melahirkan anak keempatnya yang dituntun oleh tim medis persalinan. Sementara Kally berusaha menenangkan kakaknya dengan apa yang dia lakukan, dalam hatinya : Ya Allah, Engkau maha tau apa yang terjadi pada kakak ku. Kakak ku yang bersalah namun anak yang hendak Kau utus begitu suci dan tak bersalah... Turunkanlah dia Ya Allah ke dunia ini agar kakak ku segera melahirkan. 'Olla, nyebut...' ucap Kally dengan gemetar.

'Apa yang harus ku sebut?' ucap Olla yang masih terengah nafasnya.

'Istighfar La... Istighfar... Kau harus menyebut asma Allah..'

Tim medis pun masih sibuk untuk berusaha membantu untuk mengeluarkan jabang bayinya. Dan Olla pun istihgfar setelah dibujuk dan di tuntun oleh Kally. Lalu sang bayi pun keluar setelah Olla beristighfar. Tim medis pun segera menanganinya dengan cepat. Tetapi saat sang bayi lahir tak menangis. Kally pun ketakutan. Dalam pemikirannya jika bayi di lahirkan maka akan menangis dan itu pun terjadi saat dirinya melahirkan anak pertama dan kedua. Kally melihat bayinya sejenak saat dibawa perawat berwarna lebam, pikirnya semakin jauh tak karuan. Ia pun menanyakan ke dokter tentang kondisi bayi Olla. Dokter pun menjelaskan dengan sedikit berusaha menangkan Kally.

Tak lama kemudian sang bayi pun menangis. Perasaan Kally pun tenang. Sementara dokter masih sibuk dengan persalinan Olla. Dan Olla masih dalam kondisi lemas diatas pembaringan. Kally segera meninggalkan ruang setelah melihat kondisi bayi sudah membaik dan juga kondisi Olla.

'Gimana kelahirannya?' ucap Nancy panik saat Kally baru keluar dari ruang. Kally menggiring untuk duduk. 'Gimana dengan Olla dan bayinya?' ulang Nancy yang masih panik dan segera ingin tahu kondisi kakak dan keponakan barunya.

Dengan berusaha untuk menenangkan dirinya, Kally mulai cerita kondisi Olla dan anaknya. Kally juga menceritakan kondisi saat melahirkan. Apa yang barusan dialami kakak mereka. Teruraikan air mata Kally saat menceritakan semua. Nancy pun menitikan air mata.

Saat mereka berusaha menenangkan dirinya, mereka berpelukan dengan kesedihan. Tak lama kemudian Hernan datang dengan tergesa. Dan, 'Ko menangis? Apa yang terjadi? Olla dan anaknya baik-baik saja kan? Tidak ada sesuatu terjadi yang ngga-nggak kan?'. Kally pun berdiri dan mengusap air matanya dan Nancy pun juga. Kally menceritakan kondisinya dengan tidak menceritakan kondisi saat melahirkan.

'Oh syukurlah...' ucap Hernan tenang. Mereka pun tersenyum berat. Dengan berubah mimik Hernan menjadi sedih dan kesal.

'Kenapa Nan? Kok kamu jadi sedih? Olla baik-baik saja dan begitu juga anaknya.' ucap Nancy sembari berdiri.

'Beritanya sudah menyebar sesama tetangga. Sangat sakit didengar dari mulut-mulut mereka. Apa yang harus aku bilang, saat mereka bertanya atas kelahiran Olla. Aku juga kaget saat mendengar berita kehamilan Olla.' cerita Hernan. 'Kenapa kalian nggak ngasih tau kalau Olla hamil? Hah?!' lanjut Hernan dengan perasaan campur aduk.

'Apa yang harus aku ceritakan ke kamu Nan. Aku pun sama. Aku kaget, shock dan tidak percaya kalau Olla hamil dan kabar kehamilannya pun aku nggak tahu. Aku kira Olla, Seolla, istri Luya... ' jawab Kally dengan menjelaskan saat dirinya tahu. 'Aku tahu saat Olla telfon aku. Dan aku pikir yang hendak lahiran istri Luya, adik kita.' lanjut Kally

'Sudahlah... Mau apalagi? Kondisi sudah begini dan sudah terjadi. Dan yang pasti kondisi Olla dan anaknya sudah dalam keadaan baik. Dan tentang masalah tetangga atau orang yang mendengar berita aib ini biarkanlah. Mau dibilang apa? Memang kenyataannya seperti ini. Dan kalau pun beritanya lebih tajam dari kondisi sebenarnya maka kita punya hak untuk menggugat sosialitas kita sebagai orang.' terang Nancy. Nancy berusaha mendinginkan suasana dan mengkondisikan agar pikiran kakak-kakaknya reda.
Dengan menenangkan dirinya, Hernan berusaha untuk menerima keadaan. Kally pun sudah kelihatan segar kembali raut mukanya.

***

'Gimana kondisi mama?' ucap Reki, anak Olla yang kedua yang berumur enambelas tahun. Reki datang dengan Handra adiknya yang berumur sembilan tahun. Reki dan Handra yang berdiri berjajar didepan Nancy.

'Mama baik-baik saja' ucap Nancy dengan berusaha tersenyum kepada para keponakannya dan mengelus pundak Reki yang kemudian melanjut ke kepala Handra.

'Handra punya adik lagi ya tante?. Cewek apa cowok tant?' ucap Handra lugu.

'Adik kamu cewek, Han'. Nancy perasaanya perih melihat Handra yang masih polos dan belum tahu apa-apa tentang kehidupan.

'His!!!' sentak Reki kepada Handra saat ia mengucap gembira punya adik perempuan.

'Nggap apa-apa Ki. Oh ya mana kak Jondi kakak mu?' tanya Nancy. Wajahnya lebih sedikit tenang. Dan Reki hanya menggelengkan kepalanya saat tak mengetahui keberadaan kakaknya. Mereka berdua dibawa masuk ke rumah inap dimana Olla sudah dipindahkan ke ruangan.

'Mama.....' teriak Handra kegirangan. Olla hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan untuk mengisyaratkan Handra untuk mendekati. Olla yang masih diinfus dan selang udara yang masih menempel di hidungnya. 'Mah, adik Handra mana mah?' lanjutnya setelah tengok kanan kiri namun tidak melihat bayi.

'Lagi sama dokter Han.' jawab Olla lirih. 'Handra udah makan?' lanjut Olla. Handra pun mengangguk dan Olla hanya tersenyum.

'Oh ya,Ki. Tante keluar dulu ya mau ambil obat buat mama kamu. Jaga mama yah.' Nancy keluar dari ruangan. Namun saat Nancy melepas pintu, ia mendengar isakan Reki dengan : ' Mah, kenapa mama melakukan semua ini? Mama nggak malu dengan mama sendiri dan keluarga nenek? Apa kata-kata tetangga mah? Reki malu. Reki sangat malu dengan perbuatan mama ini. Reki malu sama teman main, sekolah dan tetangga mah. Reki tahu mama kerja di bar tapi tidak harus begitu kan?' isak Reki mengikuti setiap pertanyaanya. Dan ia mulai menangis. Handra hanya berdiam disudut disamping kiri Olla. Dan Reki berusaha menenangkan diri walau isak masih terjadi.

'Reki...' lirih Olla.


'Reki...' potong Nancy, ia melangkah masuk. Nancy melihat Olla. Nancy melihat Olla tak tega dan segera membawa keluar Reki dan Handra. Handra yang sebelumnya menolak namun setelah dibujuk mau menurut.

 'Beliin tante pulsa ya..' lanjut Nancy sembari melangkah keluar.

'Tan, kira-kira adik Handra cantik nggak ya?' ucap Handra berlalu.

***


Sebuah Kota madya, Olla tinggal di salah satu desa di kota madya itu. Kondisi kependudukannya pun mulai padat dengan habisnya persawahan-persawahan yang ada di sekitar lokasi tinggal keluarga Olla dan sanak saudara. Terbukti telah tumbuh perumahan-perumahan yang ber-cluster dan beberapa sekolah tinggi keperawatan dan kebidanan. Namun kondisi udara di lingkungan itu masih stabil. Pertumbuhan ekonomi pun stabil meski sebagian banyak orang-orang berpenghasilan rata-rata pada masyarakat umumnya. Ada juga orang-orang yang berpenghasilan tinggi dari mereka yang membuka usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.. Entah itu toko kelontong, toko material dan lain sebagainya. Ada juga warnet-warnet menghiasi di sepanjang jalan dimana Olla dan sanak keluarganya tinggal.

Para tetangga masih sibuk dengan pemberitaan keadaan Olla. Dari berita-berita yang ada jauh dari pemberitaan yang sebenarnya. Ada yang dilebihkan dan itu sangat merugikan keluarga Olla sendiri, terutama ibunda Olla, Sutimah.

Sutimah yang berumur sekitar enampuluhlima tahun dan keberadaannya di luar kota yang ikut bertempat tinggal di kota Jakarta bersama anak keenamnya yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak laki-laki. Keadaan di lingkungan itu belum kondusif. Ada beberapa orang yang provokasi pemberitaan itu dengan melebih-lebihkan asli beritanya. Bahkan seorang ibu yang usianya sekitar limapuluhlima tahun masih saja ikut andil dan menjadi fronman dalam pemberitaan itu. Tak tanggung-tanggung, dirinya selalu hadir dari para ibu-ibu yang sedang duduk asik bersama untuk memberitakan Olla. Dan ia selalu baik ibarat seorang salesman yang menawarkan barang-barangnya door to door.

Dua hari telah berlalu pasca kelahiran Olla tanpa suami. Dan para adik-adik Olla yang tinggal berdekatan dengan rumah induk keluarga besar mereka yang masih terawat, tak memberanikan bersosial dengan masyarakat sekitar karena keadaan yang masih panas. Tiga hari yang lalu sebenarnya di lingkungan itu kondusif dan seperti biasanya para tetangga saling membaur dan bersosial baik. Dan karena kejadian yang menimpa keluarga besar Kally keadaannya berubah meski para tetangga masih acuh.

Kally, Nancy dan Luya berkumpul di rumah Kally. Luya yang mengetahui saat pulang kerja yang diceritakan oleh Nancy. Mereka diam. Tak seorang pun memulai untuk bicara. Tak lama kemudian suami Kally muncul dan ;' Mau berbuat apa sekarang? Kita sudah kepalang malu atas perbuatan Olla. Aku juga malu saat teman-teman kerja membicarakan Olla. Dan aku hanya meninggalkan mereka saja. Kita harus lebih lapang atas kejadian yang memalukan ini' ungkap Rahdi sembari menghisap rokoknya, yang berlalu dari ruang belakang. Dan Rahdi duduk di sebelah kiri Luya.

'Aku geram sekali sama Olla. Dia tak tahu malu. Dan dia tak pernah sadar atas kejadian dulu. Dia tak pernah belajar bagaimana yang menimpa dirinya.' Luya geram, ucapannya pun tereja dari kalimat terakhirnya. Dan berusaha untuk menenangkan keadaan.

'Sudahlah. Yang penting bagaimana mengabarkan ini semua kepada Ibu?. Ibu harus tahu keadaan ini.' jelas Nancy kemudian ia bersandar sembari memikirkan. 'Aku sudah menyuruh ka Harnan untuk mengabarkan Lerna dan Rorik di Jakarta. Tapi bilang jangan sampai tahu oleh suami Lerna karena ini sangat memalukan'. Lanjut Nancy.

'Ok. Kita telfon kembali ke Rorik' ide Kally untuk memberikan kelanjutan informasi tentang keadaan Olla dan keadaan lingkungan atas berita yang tersebar. 'Aku tadi siang sudah menghubungi Lerna namun nggak ada jawaban. Mungkin, Rorik bisa kita hubungi dan barangkali dia belum tahu' lanjut Kally sembari memencat ponselnya untuk segera menelpon adik bungsunya.

Semua begeming kecuali Kally yang sibuk mengangkat ponselnya. 'Hallo Rik, kamu lagi di rumah Lerna?. Apa, di Bandung? Oh kamu sudah diterima di tempat kerja baru. Syukurlah kalo gitu. Begini Rik, tadi siang aku hubungi Lerna tapi nggak ada yang ngangkat dan ke nomor suaminya juga nggak aktif. Kamu tau nomor yang lain?.

'Oh jadi Lerna masih kerja. Kamu dah tahu Olla udah ngelahirin? Iya Olla.....' jelas Kally menceritakan Olla kepada Orik. Kally pun mengikuti ucapan yang disampaikan Orik ke mereka. Aneka perasaan menghiasi ucapan didalamnya.

'Orik katanya mau menghubungi Lerna sore ini. Oh ya, si Orik udaj diterima di tempat kerja barunya.' lanjut Kally. Mereka pun sedikit lega.

'Terus bagaimana dengan masalah biaya rumah sakit itu?' tungkas Nally.

Kally pun tersentak. 'Oh iya...' Kally sedikit mulai bingung atas pertanyaan Nancy. Tak lama kemudian ia kembali ingat atas duit Rorik yang ada didirinya. ' Aku ada duit namun itu semua duitnya Rorik.....' ucapan Kally terpotong saat ponselnya berbunyi kencang di meja. Kally segera mengangkat ponselnya. Ia mengetahui dari Harnan kalau ada seorang pria yang datang dan mengakui atas kehamilan Olla. Mereka bergegas ke rumah sakit setelah mendapat suruh dari Harnan.

***

Olla adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Dengan pendidikannya yang hanya lulusan SD mebuat dirinya rendah akan pola pikir yang lebih stabil untuk menitik beratkan manfaatnya. Sedari kecil juga dia disuruh bekerja sembari sekolah oleh orangtuanya. Dimana keadaan keluarganya yang tak mampu. Dan Olla tumbuh dewasa dengan kemandirian dan cara pikir dagang yang bagus.

Karena kemahirannya ia merantau ke Jakarta pada tahun akhir tahun delapanpuluhan. Awal tahun sembilanpuluhan ia menikah dengan seorang pria keturunan Sunda. Mereka merintis usaha warung makan hingga mempunyai empat warung yang tersebar di beberapa tempat dan masih dalam satu daerah.

Namun perjalanannya itu tak mulus membuat mereka bersama. Pertengahan tahun sembilanpuluhan mereka bercerai setelah mendapat dua anak : Jondy dan Reki. Olla memutuskan pulang tanpa membawa barang bawaan hanya baju yang dikenakan saja dan sejumlah uang untuk perjalanan pulang. Karena sesuatu hal mereka berpisah walau kadang ada usaha untuk bersatu namun karena sifat kerasnya Olla membuat pernikahan itu membuat tak ada silaturahmi lagi antar Olla dan mantan suaminya.

Olla jatuh, mungkin bisa dibilang miskin kembali. Kini ia kembali awali dari nol lagi. Dan beberapa tahun kemudian Olla membuka usaha warung kecil minuma : beraneka minuman ada dari softdrink sampai harddrink. Dan dengan kemahiran dagangnya, usahanya maju.

Olla memutuskan menikah dengan pengusaha tambak bandeng dari kota lain yang masih dekat dengan kota Olla tinggal. Dari pernikahannya lahir seorang Handra. Namun dari tahun ketahun ternyata Olla hanya dimanfatkan saja oleh suaminya. Dia mendekati karena untuk mencari materi guna melunasi hutang-hutangnya. Dan sialnya Olla, ternyata ia ditipu atas kestatusan sang suaminya yang mengaku duda beranak dua dan itu ternyata salah. Suaminya masih punya ikatan dengan istri pertamanya dan itu juga belum bercerai. Sementara dokumentasi atas status kedudaannya ternyata palsu. Olla pun memutuskan bercerai.

Olla kembali terpuruk. Kini ia harus meraway ketiga anak lelakinya dengan sendiri.

Tahun demi tahun, anak-anak mulai tumbuh dewasa. Johndy anak pertamanya sudah lulus SMA. Dan beberapa tahun yang lalu usaha Olla mulai sepi dan tak bisa untuk di untungkan namun Olla berusaha untuk tetap melanjutkan meski terkadang rugi.

Olla di buat geram atas perlakuan anak pertamanya, Johndy yang selalu bikin masalah. Dari sekolah hingga dia berhenti kerja. Satu-satu harapan yang diharapkan ternyata tak bisa memberikan ruang gerak untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara kebutuhan untuk Reki dan Handra bersekolah.

Dan sekarang Olla yang masih berbaring dengan tanpa selang oksigen memandang kosong. Ia sedang berfikir atas perbuatannya yang salah. Dan yang paling dia khawatirkan adalah tentang ibunya, Sutimah. Dia takut. Dia mengetahui karakter sang ibunya. Dan itu membuat jadi bayangan difikirannya.

Saat mau melahirkan perawat mengukur tensi darah Olla dan hasilnya lebih diatas seratuslimapuluh lebih yang membuat tim medis khawatir dengan kondisi Olla. Tensi darah Olla labil hingga pasca melahirkan. Mungkin beban pikiran yang menjadi penyebab kondisi Olla tak menentu. Ada satu hal yang membuat Olla melakukan absurd itu.

'Ya Allah, engkau maha tahu atas semua ini. Sekarang aku hanya pasrah kepadaMu atas semua yang aku lakukan semua ini. Aku akan menerima apapun yang akan terjadi pada kehidupanku nanti. Tapi Engkau maha tau Ya Rabb atas semua yang aku lakukan ini. Dan halal bagiku namun masih haram di telinga oleh saudara-saudaraku ini dan tetangga yang mengetahuiku ini. Engkau segala sang pencipta dan maha kuasa atas semua kehendakMU.

Aku hanyalah manusia biasa yang tak punya daya atas kelemahanku ini. Aku hanyalah manusia yang tak sempurna untuk semua kehidupan ini. Engkaulah satu-satunya yang tahu akan semua permasalahanku, maafkanlah hamba jika hamba telah salah mengambil keputusan yang hamba putuskan. Engkau maha pengampun. Engkau maha pemberi maaf atas semua kesalahan-kesalahan umatMu.

Ya Allah, hamba adalah sebuah batu yang tak mampu memberik atas lumut-lumut dipinggir-pinggir sungai.

Yang hanya menjadi penghalang oleh aliran derasnya kehidupan. Hamba ikhlaskan atas semua kehendakMu. Jikalah Engkau memanggilku, berilah hidayah, kebaikan, kesehatan, kepintaran kepada anak-anak ku agar mereka tak membuat rugi orang-orang. Dan jika Engkau....' ucapan hati Olla terhenti saat Nancy dan Kally masuk ke ruangannya. Olla menengok kepada mereka. Olla mendapati wajah-wajah adik-adiknya yang kumal oleh masalahnya. Olla tersenyum. Mereka pun berdiri bersamping dengan Olla.'Kally, Nancy... Olla minta maaf atas semuanya. Olla tidak bermaksud memalukan keluarga...' tangis Olla.

'Udahlah La, nggak usah kau pikirkan semuanya. Yang penting kamu lekas baik dan juga anak mu.' jawab Kally.

'Olla harap ibu jangan sampai tahu atas kejadian ini. Karena ibu akan marah sekali...'

'Iya, kami tau. Tapi sepandai-pandainya orang nyimpan bangkai pasti akan kecium juga La...'

Olla memejamkan mata dan air matanya mengalir dari sudut matanya.

'Harnan mana? Kok diluar ngga ada? Katanya ada ayah dari anakmu?' tanya Kally.

'Iya, Harnan lagi ngurus-ngurus administrasi dan Rudi ikut dengannya. Katanya dia yang akan membiayai semuanya.' lirih Olla dengan berusaha menguatkan diri karena kondisinya yang masih lemas. 'Nancy, Kally.. Olla udah bicara sama Rudi tadi pas dia kesini. Olla pengen Nancy,Kally dan Harnan bicara bersama. Rudi siap bertanggung jawab semuanya... Dan Olla harap kalian jangan amarah dulu sebelum bercerita. Ada satu hal yang kalian belum tahu tentang hubungan kami.' terang Olla melanjutkan ucapannya. Olla pun kembali menceritakan semua dari awal hubungannya dengan Rudi hingga lahir seorang anak perempuan.

***

'Anda Kally?' tanya Rudi ragu di lorong jalan rumah sakit Olla di rawat. 'Kally adiknya Olla?' lanjut Rudi mengulang dengan sedikit memastikan. Rudi yang memegang kertas putih yang dilipasnya di tangan kiri. Rudi datang sendiri.

'Ya, saya Kally. Anda siapa?'

'Saya Rudi,' jawab Rudi ramah. Kemudian ia sedikit meminggir oleh lalu lalang orang berjalan. 'Rudi temannya....'

'Rudi yang membuat aib di keluarga saya?!' potong Kally dengan ketus.

'Maaf mba, nggak enak kalau di dengar sama orang-orang disini. Lebih baik dibicarakan di dalam saja. Saya akan bertanggung jawab semua. Baik biaya rumah sakit dan atas kelahiran anak Olla.' jawab Rudi gugup yang tak karuan. Ia pun dengan segera membela diri untuk menenangkan Kally agar tak bicara lebih banyak dan keras. 'Mari mba, kita duduk dulu di taman atau di dalam ruang Olla biar kita saling enak' lanjutnya.

'Ya itu sudah tanggung jawab Anda sendiri. Bukan hanya biaya rumah sakit saja. Apalagi anak Olla perempuan. Dia akan dapat cemohan nantinya kalau Anda saudara Rudi tak bertanggung jawab semua'. Tukas Kally dengan mengeja di akhir kalimatnya.

Setelah ucapan sengit, Kally dan Rudi membaur tatkala Rudi memohon sejenak untuk menjelaskan semua apa yang terjadi. Dan bahwasanya apa yang dipikirkan dan di tudingkan bukanlah yang sebenarnya. Apalagi yang diucapkan para tetangga dari keluarga besar Olla.

Dengan usahanya itu, Kally lebih terkendali dan memahami atas tindakan Olla dan Rudi. Tapi yang disayangkan oleh karena tak pernah mengabari kepada seluruh keluarga besar Olla. Mereke beranjak ke ruang Olla.

***

Kally kini mulai lega. Dia harus memusat pikirannya ke ibunya, bagaimana cara menyampaikan berita buruk ini. Dia harus punya cara tersendiri agar penyampaian beritanya tak membuat shock berat bagi ibunya. Apalagi setelah Rorik memberitahu bahwa dua bulan yang lalu ibu kena lemah jantung. Itulah yang diingat atas ucapan dengan Rorik dua hari yang lalu.

Kally merundingnya dengan saudara-saudaranya. Hasil perundingan itu tetap pada intinya, yaitu harus disampaikan karena lambat atau cepat akan tahu juga. Apalagi dengan kondiisi lingkungan warganya yang begitu santer diberitakan. Dan akan menjadi lebih sakit didengar. Mungkin ini jalan yang terbaik.

Pesan satu hal lagi dari Lerna, agar saat berbicara dengan ibu harus pelan dan mengena apa yang dibicarakan jangan sampai pada tujuan pembicaraannya.

***

Sabar itu ada batasnya. Mungkin itu juga terdapat pada kesabaran Nancy. Nancy sudah habis kesabarannya tatkala seorang ibu-ibu yang dengan giat menyebarkan atas pemberitaan kakaknya. Nancy beranjak pergi kerumah seorang anak perempuan darinya. Sesampai dirumahnya :'Fat, ibu maunya apa sih dari kami? Dia dengan giat menyambangi pintu ke pintu hanya untuk menceritakan aib orang. Apa kamu nggak melerainya?. Kamu tahu kan Fat?! Kakak saya melakukan itu juga karena ada sebabnya. Dan sebabnya itu kami udah tahu. Lantas niatan apa ibu kamu dengan sengaja melakukan itu?' tukas Nancy dengan kesal dan perasaan kekecewaan.

Nancy menemui Fatwa dirumahnya pada pagi hari saat masak. Dan juga ada sang suaminya yang sedang mengaduk kopi. Fatwa sudah paham apa yang diucapkan Nancy. Fatwa hanya diam. Sementara sang suami Fatwa pun hendak bergerak namun di cegah oleh Fatwa. Sebelumnya pun Nancy memberontak atas tantangan suami Fatwa. Nancy memberanikan diri untuk datang ke rumah Fatwa walau beda umur mereka sepuluh tahun lebih tua Fatwa.

'Fat, kamu tahu sendiri kan? Kakak kamu si Edi mengahamili istri orang dan anaknya pun perempuan hingga dewasa. Dan kamu tahu kan, si Tari keponakan kamu anaknya Edi dihamili. Dan juga Yana kakak tari menghamili perempuan. Kamu tahu itu kan? Lebih parah mana bejatnya? Kakak saya apa keluarga Edi, kakak kamu dan anak dari ibu kami?' lanjut Nancy dengan nafas isak.

Suami Fatwa tidak terima dengan ungkapan Nancy namun di cegah dan diuraikan Fatwa. Fatwa hanya diam dan memahami yang disampaikan Nancy dan Fatwa juga membenarkan semua yang diucapkan Nancy. Fatwa hanya meminta maaf atas kesalahan ibunya.

Setelah apa yang disampaikan dan dipahami Fatwa, Nancy pulang. Sebellumnya mereka saling memaafkan. Dan Nancy menceritakan sebenarnya yang terjadi pada Olla. Nancy punya pemikiran agar keluarga Fatwa yang lebih tahu agar berita yang sebenarnya cepat menyebar apa yang berita sebelumnya yang cepat meluas.

***

Fatwa menceritakan kembali kepada ibunya tadi pagi tentang tingkahnya yang telah dilakukan, yang diceritakan oleh Nancy. Namun ibunya menyangkal dan tak terima atas ucapan Nancy. Fatwa pun berusaha menjelaskan kejelekan tingkahnya dan Fatwa menjelaskan masalah yang sebenarnya.
Tak lama kemudian, esoknya ibunya Fatwa saat melintas didepan rumah Nancy, menyapa dengan malunya namun tetap acuh.

***

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi. Seperti yang dijanjikan Lerna agar hendak menghubunginya sekitar jam sepuluh pagi. Harnan, Nancy, dan Luya duduk disebelah Olla. Olla terlihat membaik, meski wajahnya masih sedkit pucat. Infusnya tak tertancap lagi di lengan kirinya. Sementara Kally mondar mandir sembari mengangkat telfon ke Lerna.

'Hallo' jawab Kally. Rudi datang mengucap salam sembari menutup pintu dan berlalu. Kally beranjak keluar ruangan. Kemudan Nancy, Harnan dan Luya mengikutinya. 'Hallo, Lerna, mana ibu? Ya, mba udah tahu nanti selepas mba nelfon kamu baik-baikin ibu ya.. Biar shock berat mendengarnya.... Ya.. Ya...'

'Assalamu'alaikum..... Wa'alaikum salam,' jawab Kally menenangkan diri. 'Ini Kally bu... Ya, gimana kabar? Sehat? Alhamdulillah.... Iya, alhamdulillah sehat semua disini. Di Jakarta baik-baik saja kan? Iya...'

'Iya, kemarin juga habis telfon ke Rorik. Dia sekarang di Bandung.... Iya....'

'Begini bu,' potong Kally untuk memulai pembicaraannya. ' Ada sedkit berita yang kurang enak disini. Tapi ibu jangan kuatir ya... Karena masalah sudah ditangani cuma mungkin yang bikin malu sama tetangga aja.

'Gini bu...,' Kally mengulang. Sempat kebingungan harus dimulai dari mana. 'Olla sudah melahirkan dan anaknya perempuan. Sekarang di rumah sakit dan besok sudah di perbolehkan pulang,' spontan Kally menjelaskan, yang karena apa dia lancar dalam mengucapkan tanpa ragu dan gugup.

'Iya bu. Nggak apa-apa kok bu. Orangnya mau bertanggung jawab.' jelas Kally menerangkan kepada ibunya dan menceritakan agar tidak menghentak. Dari suara yang didengar, Kally hanya mendapati suara yang sedikit gemetar dan kata istighfar yang berulang-ulang.

' Jadi seperti ini bu,' Kally memulai cerita,' Olla melahirkan anak perempuan. Dan orangnya mau bertanggung jawab. Kally liat orangnya sedikit bangga punya anak perempuan. Dan katanya dia pengen punya anak.
Dia namanya Rudi, orang semarang. Bekerja di pelabuhan. Nggak tahu posisinya apa. Sepertinya dia pegawai, Kally pernah melihat kartu pegawai.

Kata Olla, sudah mengenal sudah lama. Kata Olla juga Rudi yang sering membantu ekonomi Olla. Jadi kalau Olla minta duit buat biaya Johndy, Reki dan Handra mintanya ke Rudi. Minta sekian dikasih, minta sekian di kasih.

Dia juga yang membiayai semua perawatan dan persalinannya.

Terus Kally tanyakan kepada Olla dan Rudi, bagaimana kelanjutannya, katanya mereka mau merawat bareng tapi jangan sampai ketahuan istrinya yang di Semarang.

Iya, Rudi masih berkeluarga. Dan punya anak satu dan laki-laki dan juga udah selesai kuliah.

Olla dan Rudi sudah nikah siri. Dan mereka lakukan nikah sirih di Semarang dengan keluarga paman Rudi. Nggak tahu kenapa demikian.

Kally cuma ngasih berita itu saja bu. Cuma di masyarakat menangkapnya Olla hamil diluar nikah. Secara Olla kan sudah menjada dua kali.

Kally juga heran, Olla masih bisa hamil. Dan ibu tahu sendiri, dengan postur Olla yang besar membuat dirinya hamil tak kelihatan. Kally, Nancy dan yang lain juga tahu dari tetangga dan emang benar adanya Olla mau melahirkan setelah malam-malam minta bantuan ke rumah Kally.

Bu jangan di pikirkan ya... Semua baik-baik saja. Dan Kally harap ibu jangan berfikiran macam-macam.' Kally pun mulai lega setelah menceritakan semua. Kally mendengar kelegaanya dari suara Sutimah, ibu mereka. Namun Kally tak mengetahui kondisi sebenarnya karena berbciara via ponsel saja.

--------------- the end ---------------


Terkirim dari telepon Nokia saya

Sabtu, 16 April 2011

C.I.N.T.A


'Bertahan satu cinta, bertahan C.I.N.T.A', itulah sebari lagu dari C.I.N.T.A oleh d'Bagindaz yang sudah menggantung diposisi chart musik dimasing-masing stasiun tv atau radio. Ok, leave it about the CINTA by d'Dagindaz because i'll be share about full lovely.
Cinta, apa yang kamu pikirkan sebuah cinta? Tak usah mengartikan secara harfiah arti dari kata tersebut namun bagaimana kamu melihat cinta dari pikiran, mata dan juga dari sebuah perasaan atau hati. Atau juga percampuran ketiga kata tersebut dan juga atau beberapa pengalaman kamu tentang CINTA.
Mungkin akan banyak sekali deskripsinya. Dan juga akan berbeda pula cara menyampaikan cinta itu kepada seseorang atau kelompok yang dicintainya.
Cinta, sebuah kata yang ampuh membuat manusia menajdi berubah hingga 360 derajat dan mampu mengalihkan haluan jalan manusia itu sendiri, pada masih masa-masa bercinta.
Secara pribadai, aku tak bisa menjabarkan tentang semua gerak gerik cinta dan akibatnya dari cinta karena akan penuh perbedaan dari yang lainnya. Sebab cinta itu luas dan tak terbatas untuk dijeaskan atau diekspresikan.
Cinta punya kedudukannya sendiri di kehidupan manusia dan itu berada pada sebuah rasa sifat manusia. Cinta itu pula yang bisa menguasai (bahkan) karakter manusia untuk beritindak sesuai dengan kehendaknya. Sebuah efek dari sebuah kata yang (mampu) menghujam, menghujat, menjunjung dan atau menjunjung kemanusiaan.
'Cinta itu buta', ' Rasa tahi kucing pun dianggap rasa coklat' dan lain sebagainya tentang peribahasa atau ibarat-ibarat lainnya. Dilihat seperi itu kemampuan dan kekuasaan cinta telah mampu menguasao raga dan jiwa di manusia yang ( terkadang) tak menyadarkan nilai-nilai kemanusiaan, apapun nilainya itu : besar atau kecil.
Apa yang kamu rasa dari awal sebuah cinta? Pertengahan jalanya? Dan akhir sebuah percintaan? Beragam jawabannya namun jika diimplisitkan maka ada dua yang didapat dari sebuah jalinan tersebut : sedih dn kebahagiaan. Atau efek-efek kedua kata tersebut yang masih mempunyai pengaruh yang kuat dalam kehidupan manusia.
Namun hakekatnya, kesimpulannya adalah kita harus punya rasa cinta untuk menyelaraskan kehidupan didunia, apapun bentuk penyampaian cinta itu seperti apa namun masih dalam batas norma-norma kemanusiaan dan agama

Sehabis Senam di BBPPKS Bandung, Makyoz!

Hari jumat kemarin tanggal 24 Maret 2011, Seperti biasa diadakan senam pagi di kantor BBPPKS Bandung. Dan bertepatan hari itu juga akan datang Sekjen Kemensos RI dan Keuangan Badiklit dari pusat serta dari Tim pengawasnya untuk akan Bimbingan Teknik Pengolahan Keuangan di BBPPKS Bandung.

Nah, seperti biasanya kalau habis senam maka akan ada makan-makan watu jumat itu susu khas lembang dan aneka roti. Aku telah menghabiskan 2 gelas susu hangat dan dua roti dan itu sangat MAKNYOZZZZ!!!!!!! bagi perut ku yang belum sempat makan pagi.  >.<

Ini.... fotoku :

Rabu, 13 April 2011

Cara Mengembangkan Gagasan

Bisnis, ilmu dan pemerintah memerlukan semua gagasan yang mereka peroleh. Tetapi dalam setiap jenis organisasi, kreatifitas harus datang dari atas (pemimpin).
Mempunyai dua bidang pikiran kreatif : faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas didalam diri anda, sebagai seorang individu ; dan beberapa teknik operasional praktis yang memperluas kreatifitas (alat-alat dan prosedur untuk mempertajam imajinasi anda bila anda membutuhkan gagasan).
Semua penelitian mengenai apa yang membuat seseorang kreatif menunjukan empat sifat utama, yakni :
1. Kepekaan masalah
2. Aliran gagasan
3. Keaslian
4. Fleksibilitas
Beberapa eksperimen memperlihatkan bahwa keempat sifat diatas bisa diperoleh atau dikembangkan ke suatu tingkat dalam setiap individu. Tentu saja, bukan berarti seseorang yang dinilai rendah dalam menggunakan imajinasinya dapat dengan tiba-tiba menjadi seorang yang sangat kreatif. Tetapi, melalui penerapan, dapat belajar untuk berbuat lebih banyak dengan apa yang dimiliki.
Orang yang secara alami kreatif bisa, melalui pengalaman, belajar untuk meningkatkan sifat kreatif yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.

Sumber : (buku) Kreatifitas by A.Dale Timpe

Terkirim dari telepon Nokia saya

Selasa, 12 April 2011

Weekend goes to Tangkupan Prahun n Maribaya waterfall

Men n Denny at Maribaya Waterfall, Lembang
Me n Turis Malaysia at Tangkupan Prahu Mountain
 Weekend kemarin aku dan teman kontrakan menghabiskan akhir peka ke Tangkupan Prahun dan Curug Maribaya. Secara aku sendiri belum pernah ke tempat pariwisata itu, semenjak aku tinggal di Lembang, sebulan lamanya. Dan akhirnya!..
Disamping adalah gambar di jembatan merah dan tepat dibelakang teman ku itu adalah air terjunnya yang kira2 tingginya 50M. Nah kami berada diatas ketinggian itu
Me on Up





Nah, Kalau yang ini di Tangkupan Prahu, Lembang, Bandung. Aku sengaja foto bersama turis Malaysia yang sedang berlibur ke Indonesia. Dengan susah payah mengajak mereka dengan logat melayu namun akhirnya di perbantu oleh guider mereka jadi Take Shoot!. Background-nya itu kawah Tangkupan Prahu.







Nah, Kalau yang ini adalah Aku!. Aku di foto tanpa sengaja oleh teman-temanku. Jadi aku ambil saja!












Sedikit cerita di balik perjalanan Tangkupan Prahu Maribaya. Yang jelas penuh cerita itu dimasing-masing tempat pariwisata itu :
1. Tangkupan Prahu
Tangkupan Prahu yang terletak sekitar 9 KM dari kontrakan di Lembang ( dekat kan) dengan tempuh sekitar setengah jam perjalanan yang cukup lancar pada saat itu. Dan setelah naik keatas dengan kondisi jalan yang rada rusak dan dengan tiket masuk orang + motor = 18.000.

Nah, Pada saat itu padat dengan para pengunjung : beraneka turis : lokal dan asing.... Nah dengan memanfaatkan pemandangan alam yang bagus itu maka kami pun dengan foto-foto ria untuk dijadikan momen bahwa aku dan teman-temanku pernah hadir disitu ;)

2. Maribaya Waterfall
Nah kalau yang ini pemandangan pegunungan dengan pepohonan yang hijau dan beberapa air terjun yang ada didalamnya. Dengan masuk gerbang pertama 5000 ( motor + orang ). Nah saat masuk pintu utama akan mendapatkan air terjun yang lumayan bagus. d