Sabtu, 30 Juli 2011

Selasa, 26 Juli 2011

Menjelajah Kal-Bar

Menjelajah Kalimantan Barat... Yah! Mungkin ini tepat buat dijadikan judul postingan ku kali ini. Kenapa? Ya karena aku jalan-jalan di Kalimantan Barat cuma hanya beberapa kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Barat tersebut.

Oke!. Pertama...
Kepergianku ini adalah karena Dinas Luar (DL) di tempat kerja aku sekarang dan aku mendapat bagian di wilayah dua kabupaten Kalimantan Barat yakni Kab. Kuburaya dan Kab. Sambas. Dan, mungkin karena aku perjalanan ini dalam rangka DL maka aku harus profesional dalam melaksanakan tugasnya. Yaitu antara kerja dan liburan gratis.

Ini adalah awal pertama aku bekerja di tempat baru ku yakni di Kementerian. Dan ini adalah kali pertama aku dipercaya untuk menjadi petugas Moneva atau monitoring dan Evaluasi untuk para alumni diklat yang telah mengikuti beberapa diklat di tempat ku bekerja.
Sumber Gambar
Ok!...

Tanggal 20 Juli 2011. Jam 00.30 WIB aku berangkat bersama dengan rekan-rekan kerja dari Lembang menuju Bandara Soekarna Hatta menggunakan travel dan tiba di bandara Soeta sekitar pukul 04.15 WIB. Aku dan rekan-rekan berangkat malam karena kami mengambil jadwal penerbangan pukul 06.00 WIB supaya sesampai di Pontianak pukul 08.00 WIB dan bisa melaksanakan koordinasi dengan dinas-dinas setempat yang ada di beberapa Kalimantan barat.

Pesawat berangkat pukul 06.00 WIB. WUIH!!!!! kali pertama aku merasakan naik pesawat terbang dan Hmmmmm... 'jadi begini naik pesawat. sama saja kaya naik kendaraan darat' kata hatiku setelah melewati awan tebal dan pesawat itu bergerak2 seperti naik sepeda motor kena polisi tidur....

bersampung ke Menjelajah Kal-Bar 2

Minggu, 17 Juli 2011

Sabtu, 16 Juli 2011

Malam Nifsu Sya'ban VS Kerjaannnn

Sejak dari tanggal 14 Juli sudah mendapatkan SMS dari teman-teman ku yang berisi tentang malam Nifsu Syaban, dimana Rasulullah bersabda : "Barang siapa yang mengingatkan sesama, tentang kedatangan bulan ini maka api neraka haram baginya.." dan Sejak magrib tadi sudah masuk waktui Nifsu Sya'ban dimana membaca surat Yasin sebanyak tiga kali dan setalah itu berdoa agar diberikan rizkinya berkah, pada maksud yasin pertama. Peruntukan membaca Yasin kedua untuk umur yang kuat dan pembacaan yasin ketiga dimaksudkan untuk diberi iman yang kuat, Insya Allah....

Namun apa kenyataannya? Aku hanya bisa membaca surat Yasin cuma sekali dan itu juga dengan terburu-buru karena pekerjaan yang belum selesai. Pekerjaan di pertengahan tahun in sungguh banyak dan itu juga sebuah rejeki juga karena ada upah nya... Hehheheh.. Pekerjaan sekarang, aku menjadi team sekretaris Moneva ( Monitoring dan Evaluasi ) tahun 2011 dan aku juga kali pertama menjadi team sekretariat. Sebab, secara langsung aku yang baru menjadi pegawai baru (calon) dan ditugaskan di Monitoring dan Evaluasi secara pasti di libatkan menjadi team.

Tau tidak? Tapi kayaknya tidak tahu juga sih, huhft... Sejak dan sampai sekarang ini dalam menselesaikan tugas-tugas terkadang sampai adu kuat pemahaman sendiri dan terkadang juga aku ingin ucapaka :CUKUP!!!!. Namun itu semua aku terima dengan baik karena aku baru terjun dalam dunia pekerjaan seperti ini, menurutku wajar saja dan juga sebagai pembelajaran aku kedepan sehingga tidak akan terjadi kembali dan  bisa menata lagi kesalahan-kesalah sekarang. Sebab itu semua, aku sudah tahu proses awal hingga akhir untuk menjalankan pekerjaan. ;P

Sungguh aku dapat ilmu banyak di tempat baru ku.. Semua hal...... Wish me luck!!! And get all i need..

Sabtu, 09 Juli 2011

Menjemput Kematian

Angin berbisik kepada dengan lembut saat terduduk di sebuah bilik di depan gambaran alam yang elok berpelangi, 
"Hai manusia, apa kau tak merasa dengan kawan-kawanmu yang sudah mulai liar dengan para sahabatku?. Mungkin kau sudah tahu dengan keadaan di sekelilingmu namun kau diam saja tanpa peduli dengan kami.

Lihatlah...
Gunung-gunung sudah mulai gelisah menunggu amarah,
Lautan yang mulai tenang mematikan,
Terik yang mulai garang hingga tak menghijau dunia

Kau tahu...
Dunia telah di pegang oleh manusia...
Kuasa Sang Tuhan pun mulai di ragukan sampai menyamainya
Berlomba menjadi Penguasa Alam...

Namun apa yang kau dapat???
Ternyata Kematian yang akan didapat...
Prediksi alam kini tak akurat..
Hingga kau untuk menuju tobat...
Agar tak dapat siksa akhirat.."

Angin berlalu...
Hujan menyapa dengan kelam dan tajam pada jarum-jarum peraknya...

Got award from nuth-miyu

Week-End-an sekarang pulang ke Karawang, rencananya mau renang bareng teman alumni tapi kagak jadi. Jadi aku buka-buka blog aku dech sembari pesbukan di bloofers. And pas aku buka komen ada yang komen dari nuth-miyu dan ternyata aku dapat award dari dya.. xixixixi


jadi semangat nulis lagi walau renang kagak jadi :'(

Jumat, 08 Juli 2011

Dialog Terakhir

"Saya nikahkan Niko Laresae Bin Tjutjune Darmantyo dengan Tjach Wadonita Dariantonowanti Binti Incuna Daridani dengan mas kawin uang sejumlah dua juta empat ratus empat ribu duaratus rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!" ucap penghulu dengan akhir kalimat mengeja dan menegaskan salaman dengan Niko untuk merintahkan Niko segera menjawabnya.
"Saya terima nikahnya Tjach Wadonita Dariantono," Niko merasa tersendak didadanya yang membuat ia melirihkan suara dalam menyebut namanya. " bin Incuna Daridani dengan," Niko kembali merasa dadanya semakin menekan hingga ia memegang erat dada kirinya. Para saksi dan para undangan melihat kekhawatiran oleh tingkah Niko yang mengejutkan. Orang tua dari mempelai wanita, sang ibunda Tjah berusaha bergerak menghampiri. Sementara Tjah merasa khawatir dan takut," mas kawin tersebut dibaya........r", badan Niko roboh yang masih menjabat tangan bapak penghulu diatas meja tempat ijab kobul.
Tjah histeris, lalu pingsan dengan tiba-tiba. Ibu dari Niko pun kemudian pingsan. Para orang tua segera menolong Niko, yang sebelumnya bapak penghulu berusaha untuk menyadarkan Niko. Suasa menjadi gemuruh. Para tamu undangan yang hadir di sebuah masjid besar dengan dekorasi yang megah dan luas, terlihat masjid tersebut masih baru, beranjak dari tempatnya.
--------------- Tiga Bulan Yang Lalu ---------------
Niko Laresae, seorang pemuda berumur duapuluh enam tahun, anak dari seorang keturunan jawa yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dan adiknya yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas dengan beda umur sepuluh tahun dari Niko. Niko yang juga lulusan dari sebuah universitas di Purwokerto, jawa tengah dengan spesialisasi komunikasi visual. Dan setahun lebih Niko telah bekerja di sebuah perusahaan swasta di bidang desain grafis, periklan di Jakarta.
Pertemuan awal antara Niko dan Tjah adalah saat Niko sedang mengerjakan proyek iklan sebuah operator seluler. Saat itu Tjah dari perusahaan tersebut mewakili untuk menangani proyek kerjasama. Dari proyek tersebut dan dengan sering bertemu dengan waktu lama Niko dan Tjah saling mengenal hingga mereka memutuskan berpacaran.
Jalinan asmara telah dibina selama setahun dan mereka untuk memutuskan untuk menikah.
"Mas, terimakasih karena mas telah menepati janji. Dan Tjach sangat bahagia karena Mas Niko telah melamar Tjach," ungkap Tjach dengan terharu dan mata berkaca-kaca. "I love you, beib!" lanjutnya dengan segera memeluk Niko.
"I love you too Tjach." aku Niko.
Terkirim dari telepon Nokia saya

Cerita untuk Bapak

Bapak,
Aku adalah anak mu...
Mungkin kau telah tahu tentang diriku di kala itu,
Aku yang tak tahu apa tentang kehidupan.
Aku hanya bisa merengek saat pinta yang ku ingin,
Aku hanya bisa marah saat kau lerai untuk baik ku,
Aku selalu membawa beban dalam pikir mu kelak dewasa nanti...
Bapak,
Aku hanya kenal dirimu satu kenangan saat kau gendong aku kala ku isak tangis ketakutan dimalam itu.
Aku hanya ingat raut mu, samar, karena ku terlelap diantara tangan mu yang memegang erat tubuhku hingga tertidur dalam pundak mu, aku terlelap.
Bapak,
Kecilku, mungkin, kau memberi janji-janji hadiah-hadiah saat ku berubah umur ku.
Kecilku, mungkin, kau punya rencana besar kelak aku ku dewasa dan bisa bersahabat yang mampu berbagi.
Kecilku, mungkin, kau membayangkan bisa bersanding kelak ku membawa seorang wanita yang akan menjadi teman sejati hidup bersanding bersama untuk bahagia atas anak mantu mu kelak.
Kecilku, mungkin, kau bisa berkumpul dengan para cucu-cucu yang menemani mu di senjamu dengan bahagia.
Namun pak,
Saat aku sekolah, aku iri dengan teman-temanku saat mereka bercerita tentang nilai-nilai yang baik atau nasehat-nasehat atas nilai-nilai yang jelek di raport-ku dengan cara mu, entah seperti apa cara mu itu.
Saat aku sekolah, aku hanya mengikuti keadaan di teman-teman ku. Mereka berkelahi, aku ikut meski entah yang melatarbelakangi masalah itu hingga orang-orang membimbingku menangis-nangis, memarahi atas kenakalan ku.
Saat aku sekolah, aku menjadi remaja dan mulai senang dengan teman wanita. Aku jatuh cinta. Dan itu juga mulai bermain dengan norma-norma agama dan sosial. Dan ku hanya bisa menjaga sesuai yang aku pahami.
Bapak,
Apa yang kau lihat sekarang? Istri mu tak lagi bisa membimbingku lagi karena aku telah dewasa. Dia menyerahkan semua pertanggungjawaban didiriku oleh diri ku.
Apa yang aku rasa sekarang? Aku diwariskan sebuah nilai yang tak berharga olehnya namun mampu membawaku mewarisi isi dunia ke anak-anak ku kelak.
Apa yang aku dapat sekarang? Aku mampu duduk sejajar dengan orang-orang dan aku mampu berbahasa dengan mereka.
Apa yang aku lakukan sekarang? Aku hanya bisa mendoakan mu saat ku telah mengerti apa arti anak sholeh.
Bapak,
Apa kau tak rindu dengan anak mu ini? Lekatlah rindu mu pada ku dan datanglah pada mimpiku dan tanyalah : Apa kabar nya istrimu dan anak-anak mu itu dan tanyalah apa pinta ku sekarang sebagai anak mu. Karena telah lama kau tak tanya apa mauku sebagai anak mu.
Apa aku harus menghampiri mu, pak? Aku tak tahu jalan menuju rumah mu sekarang. Tuhan akan marah bila ku memaksakan diri dekat dengan mu sealam. Aku hanya berucap bahwa istri mu telah melaksanakan tugasnya sebagai ibu tanpa hadirmu disisimu. Dan sampaikanlah pada sang Tuhan bahwa istrimu adalah yang berbakti, berkasih sayang, melaksanakan tugas sebagai manusia dan ibu. Meski sang Tuhan pula yang memberikan cobaannya agar kelar kau dan istrimu bersatu dalam satu naungan surgaNya kelak.

sent by Pik Mael

Cerita untuk Bapak

Bapak,
Aku adalah anak mu...
Mungkin kau telah tahu tentang diriku di kala itu,
Aku yang tak tahu apa tentang kehidupan.
Aku hanya bisa merengek saat pinta yang ku ingin,
Aku hanya bisa marah saat kau lerai untuk baik ku,
Aku selalu membawa beban dalam pikir mu kelak dewasa nanti...

Bapak,
Aku hanya kenal dirimu satu kenangan saat kau gendong aku kala ku isak tangis ketakutan dimalam itu.
Aku hanya ingat raut mu, samar, karena ku terlelap diantara tangan mu yang memegang erat tubuhku hingga tertidur dalam pundak mu, aku terlelap.

Bapak,
Kecilku, mungkin, kau memberi janji-janji hadiah-hadiah saat ku berubah umur ku.
Kecilku, mungkin, kau punya rencana besar kelak aku ku dewasa dan bisa bersahabat yang mampu berbagi.
Kecilku, mungkin, kau membayangkan bisa bersanding kelak ku membawa seorang wanita yang akan menjadi teman sejati hidup bersanding bersama untuk bahagia atas anak mantu mu kelak.
Kecilku, mungkin, kau bisa berkumpul dengan para cucu-cucu yang menemani mu di senjamu dengan bahagia.

Namun pak,
Saat aku sekolah, aku iri dengan teman-temanku saat mereka bercerita tentang nilai-nilai yang baik atau nasehat-nasehat atas nilai-nilai yang jelek di raport-ku dengan cara mu, entah seperti apa cara mu itu.
Saat aku sekolah, aku hanya mengikuti keadaan di teman-teman ku. Mereka berkelahi, aku ikut meski entah yang melatarbelakangi masalah itu hingga orang-orang membimbingku menangis-nangis, memarahi atas kenakalan ku.
Saat aku sekolah, aku menjadi remaja dan mulai senang dengan teman wanita. Aku jatuh cinta. Dan itu juga mulai bermain dengan norma-norma agama dan sosial. Dan ku hanya bisa menjaga sesuai yang aku pahami.

Bapak,
Apa yang kau lihat sekarang? Istri mu tak lagi bisa membimbingku lagi karena aku telah dewasa. Dia menyerahkan semua pertanggungjawaban didiriku oleh diri ku.
Apa yang aku rasa sekarang? Aku diwariskan sebuah nilai yang tak berharga olehnya namun mampu membawaku mewarisi isi dunia ke anak-anak ku kelak.
Apa yang aku dapat sekarang? Aku mampu duduk sejajar dengan orang-orang dan aku mampu berbahasa dengan mereka.
Apa yang aku lakukan sekarang? Aku hanya bisa mendoakan mu saat ku telah mengerti apa arti anak sholeh.

Bapak,
Apa kau tak rindu dengan anak mu ini? Lekatlah rindu mu pada ku dan datanglah pada mimpiku dan tanyalah : Apa kabar nya istrimu dan anak-anak mu itu dan tanyalah apa pinta ku sekarang sebagai anak mu. Karena telah lama kau tak tanya apa mauku sebagai anak mu.

Apa aku harus menghampiri mu, pak? Aku tak tahu jalan menuju rumah mu sekarang. Tuhan akan marah bila ku memaksakan diri dekat dengan mu sealam. Aku hanya berucap bahwa istri mu telah melaksanakan tugasnya sebagai ibu tanpa hadirmu disisimu. Dan sampaikanlah pada sang Tuhan bahwa istrimu adalah yang berbakti, berkasih sayang, melaksanakan tugas sebagai manusia dan ibu. Meski sang Tuhan pula yang memberikan cobaannya agar kelar kau dan istrimu bersatu dalam satu naungan surgaNya kelak.


sent by Pik Mael

Minggu, 03 Juli 2011