Kamis, 09 Desember 2010

Diantara Dua Pilihan, Mana yang baik?

Sedikit saja yang aku akan sampaikan pada sesuatu yang kuanggap belum pasti. Bukannya aku mempercayainya namun aku hanya mengantisipasi sesuatu hal yang akan terjadi kedepan. Bukan pula aku tak punya optimistis akan sesuatu yang sudah diprediksi oleh diri sendiri tentang yang akan dilakukannya namun seperti yang aku katakan bahwa aku hanya perencanaan dengan perhitungan yang nantinya bisa dijadikan sebagai rencana kedua.

Tidak salah kan aku melakukan dengan demikian? Memang benar adanya dengan usaha dan doa-doa kita, kita akan percaya dengan penuh percaya diri bahwa kita mampu untuk melakukannya. Walau benar dengan segala sesuatu Allah yang menentukan semua isi dialam dunia ini. Dan aku hanya bisa mengembalikan dari ucapan tadi. Aku hanyalah sebagai manusia biasa dan segala kemungkinan sesuatu diluar rencana akan pula terjadi.

Aku tidak sedang berbicara sesuatu, entah apapun itu. Aku hanya mengungkapkan yang bersifat secara universal. Tidak melihat dari sisi keuntungan atau kerugian. Tidak melihat dari sisi kelebihan atau kelemahan semata.

Sesuatu itu adalah tatkala kita sedang berada pada dua pilihan kita namun keraguan selalu menjadi penghalang untuk berfikir cepat dalam bersikap. Dan atau sesuatu itu tentang kita sedang berada pada satu pilihan yang sudah dilakukan namun kita berusaha mencari lebih baik tetapi kemudian kita pula akan mengalami keraguan dan ketakutan tatkala pilihan yang terakir diambil itu salah keputusan atau malah mampu membawa keuntungan disuatu saat nanti.

Kita manusia yang diciptakan dengan sempurna oleh sang Pecipta, diberikannya akal untuk berfikir dalam bentuk suatu teka teki kehidupan dan yang lainnya. Makhluk yang diberi derajat yang paling tinggi dimuka bumi ini. Dan kita sebagai manusia yang memiliki hati atau perasaan untuk lebih bisa menimbang dan memilahnya untuk sesuatu yang dilakukan manusia.

Manusia diciptakan atas jalannya masing-masing dan berkarakter. Karakter kuat atau lemah. Manusia diciptakan berbeda-beda bila dalam fisik ada persamaan tetapi ada sebuah karakter yang bisa dijadi pembeda.

Jalan manusia itu sudah ditakdirkan namun ketakdiran itu Allah SWT memberikan sepenuhnya kepada hamba-hambanya untuk menentukan jalannya masing-masing. Hitam atau putih yang diambil juga akan ada sebuah hasil yang diperolehnya dan pasti dari hasil yang didapat harus bisa mempertanggungjawabkan atas semua yang dipilihnya.

Pintar dan bodoh adalah sebuah ungkapan saja. Tapi ungkapan itu akan ditujukan kepada manusia yang malas akan menerima ungkapan bodoh namun sebaliknya pintar akan disandang bila dia selalu giat dalam hal apapun yang menjadikan dia lebih berkembang dan berimprove.

Sebenarnya penyandangan tersebut tidak berlaku banyak dalam menentukan suatu pilihan yang tepat. Sebab perlu suatu kejelian dalam menentukan satu pilihan. Berdasar pada pengalaman atau refresensian yang ada. Bodoh bukan berarti selalu malang dalam mengambil keputusan. Bahkan terkadang ada yang mampu membawanya sukses dengan pilihan itu dan kemudian akan beralih pada sebuah kepintaran. Kejadian ini pun bisa terbalik dengan lawannya.

Namun itu semua juga tak akan bisa sukses penuh bila suatu keberuntungan atau bisa dibilang takdir yang mendekatinya.

Intinya adalah betapapun dalam menentukan suatu pilihan yang terkadang keraguan yang jadi selimut penghalang, kita harus yakin, optimis dan bertoleran serta mau menerima efek dari suatu pilihannya. Memang ini sebuah pertanyaan atau jawaban yang relatif : dengan seperti apa orang itu menyikapinya.

Kita harus kembali lagi kepada diri kita sendiri sebagai makluk ciptaan sang Khalik.

Karawang n Jakarta 7-12-2010/20:29

0 komentar:

Posting Komentar

Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)