Kamis, 28 Juni 2012

Mengenang Laskar Pelangi : Sejuta Warna Acara


 Sebenarnya ini adalah pengalaman perjalananku di tahun 2011. Dan ini adalah perjalananku ke-dua  setelah beberapa bulan yang lalu aku ke Pontianak, Kalimantan Barat. Perjalanan yang menyenangkan dan mengasikkan walaupun ini adalah sebuah perjalanan dari pekerjaanku. Bukan berarti disini aku menyampingkan pekerjaanku namun aku memanfaatkan waktu yang ada sebelum pekerjaan ku dimulai di kota ini, Belitung Timur, Kep. Bangka Belitung.

Ya, Belitung timur, saat aku mendengarnya aku langsung membayangkan dan menuju kepada sebuah film garapan Riri Reza : Laskar Pelangi yang menyajikan pemandangan keindahan pantai dengan pasir putih, batu besar-besar dan kejernihan air lautnya.


Keberangkatan pun dimulai dengan jadwal penerbangan pertama. Sebelumnya rekanku telah menghubungi ke sebuah instansi yang kami tuju untuk memberitahukan maksud dan tujuan kedatangan kami ke tempat mereka. Yap, mereka langsung menyarankan agar kami datang lebih awal agar bisa mengunjungi daerah pariwisata didaerah tersebut setelah rekanku menanyakan tentang pantai Laskar Pelangi.

Kami pun berangkat, melaju dari Bandung ke Bandara Soekarno Hatta. Dan terbang ke Belitung Timur dengan jarak waktu sekitar 45 menit. Kami tiba di Bandara Has Hannadjoedin, Tanjung Pandan, Kab. Belitung. Perjalanan kami disambung dengan travel yang mengantar kami ke pantai Laskar Pelangi. Perjalanannya lumayan jauh sekitar 1.45 menit. Selama diperjalanan aku melihat masih banyak rumah-rumah dengan ciri khas daerah dan pohon-pohon duren dan manggis yang menjadi dominan disepanjang perjalanan. Yang aku lihat, daerahnya asri masih luas lahan-lahan namun cuacanya sedikit panas.

PANTAI LASKAR PELANGI

And finally kami sampai di pantai Laskar Pelangi. Awalnya aku melihat dari kejauhan seperti pantai pada umumnya namun setelah sampai di tepi pantai “Wow!!! It’s amazing. Benar-benar indah ciptaan sang Ilahi ini”. Kami sontak senag bergembira dan langsung menepi ke pantai. Tak ketinggalan aku dan rekan-rekanku mengabadikan keberadaan kami di pantai ini.
 Kami saling menunjuk dan memberitahukan tempat-tempat yang ada pada bagian film Laskar Pelangi. Setelah kami puas main pasir dan air serta mengabadikan dengan berfoto ria kami untuk beristirahat dan makan siang yang ada di sekitar pantai. Kami putuskan makan seafood dengan masakan khas Belitung Timur.

Beberapa orang memesannya. Dan tak lama kemudian sajian pun datang. Banyak menu, termasuk sayur ikan dengan bumbu kuning dan campuran nanas. Katanya menu ini adalah khas masakan disini. Ada satu hal yang aneh dan menurutku agak kurang sopan pelayan-pelayan di kedai makan ini. Karena saat aku menanyakan mana sambal dan tiseu mereka sering menunjuknya dengan melancipkan bibir dan bukan dengan tangan. Aku hanya heran, pikirku ini orang tak ada sopan santunnya meski umurku lebih muda dari mereka. Aku tanyakan kepada sopir travel yang mengantar kami dan ternyata ini memang menjadi kebiasaan penduduk ditempat ini. Dan ada rekanku yang mengingatkan tentang salah satu personil Laskapr Pelangi yang menunjuknya dengan melancipkan bibir. Dan inilah adat.


Masjid Raya Manggar
Perjalanan pun di lanjut ke lokasi yang kami tuju. Manggar, sebuah ibukota kabupaten Belitung Timur. Dengan perjalanan selama kurang lebih satu jam lebih limapuluh lima menit kami sampai didaerah tersebut. Dan kami menginap dipenginapan dikeramaian ibukota kabupaten yang lumayan rame. Di Manggar-lah kami akan melaksanakan kegiatannya.
Sebenarnya banyak pantai yang kami kunjungi namun aku lupa nama-namanya :D . satu tempat yang aku belum kunjungi di Bangka Belitung adalah Pulau Lengkuas. Dan sampai kini aku belum mengunjungi pulau itu, it’s bad L


SEMARAK FESTIVAL : PAWAI dan SERIBU KOPI
Sungguh beruntung aku datang ke Belitung Timur karena bertepatan dengan ulang tahun kabupaten tersebut. Banyak acara yang diadakan antara lain semarak festival : Pawai dan Festival Seribu Kopi.

Waktu itu sekitar pukul satu siang banyak orang yang datang dan berbaris disepanjang jalan. Aku dan rekan-rekan menanyakan kepada salah seorang petugas kelurahan yang menjadi tempat kegiatan kami dalam Diklat Kesejahteraan Sosial di Daerah Tertinggal. Dan katanya sedang ada pawai : dari dram band, kostum, hiasan mobil dan lain-lain. Aku pun merapat ke mereka setelah terdengar suara dram band berjalan. Di hadiri juga oleh Bupati dan pejabat yang terkait. Mereka duduk disebuah tenda yang berpanggung mengahadap ke jalan. Kala itu Bupati Belitung Timur adalah Basuki Tjahaja Purnama dan yang kini menjadi calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi).


Petang pun tiba. Aku dan rekan-rekan ku pergi bersama dengan seorang sopir dari Dinas Pemda yang sebelumnya kami ngobrol lama saat berada di balai desa. Kami akan pergi menikmati kopi. Kami hanya berjalan beberapa puluh meter dari penginapan kami. Sebab penginapan kami ditengah-tengah kota kabupaten ini. Kami berjalan dan aku temukan sepanjang jalan mendapati warung kopi yang tiap kedainya penuh oleh para pengunjung lokal dan luar kota seperti aku. Berjajal rapih kendaraan motor roda dua. Orang tua dan remaja saling membaur. Saling bercerita, saling tertawa dan ada juga yang menikmati sembari bermaik kartu untuk menikmati secangkir kopi. Ini sungguh langka dalam acara seperti ini karena daerah ini tersaji warung kopi. Katanya nantinya Manggar itu akan dijadikan objek sebagai warung seribu kopi dengan ke-khasan Belitung Timur. Mantap!!!, kata yang pas saat aku meminum kopi.


Aku langsung meresume orang-orang disini, mereka begitu welcome kepada tamu dan ramah.
Dan yang sangat disayangkan, aku tak sempat memfoto pawai tersebut.

JELAJAH JEJAK FILM LASKAR PELANGI
Kegiatan kami cukup sukses atas kerjasama Dinas Pemda dan masayarakat serta pegawai negeri yang menjadi peserta kegiatan kami. Dan kami dihadiahi jalan-jalan dengan di pinjami kendaraan untuk melihat-lihat lokasi syuting film Laskar Pelangi dan sopir juga yang menjadi pemandu kami. Sopir itu orangnya ramah banget sepanjang jalan menceritakan keadaan di Belitung Timur dengan yang ketahui. Dan kebetulan karena kami akan mengunjungi tempat lokasi syuting film Laskar Pelangi si sopir tersebut akan mengajak ke seorang yang menjadi tokoh di dalam film tersebut, Ibu Muslimah. Sopir itu kenal dengan bu Muslimah dan merupakan tetangganya, kami pun bersyukur dan ingin kenal lebih dekat dengan beliau.
bersama Ibu Muslimah (Berbaju Merah) 
Sebenarnya didekat penginapan kami ada toko yang dijadikan lokasi syuting Laskar Pelangi : Toko milik ayahnya Ling Ling, kami diberitahu oleh sopir itu.

Kami ditunjuki tempat-tempat oleh sopir tersebut seperti Pasar, Sekolahan SD Muhamadiyah I, Sekolah Elit milik PT. Timah, dan lain-lain. Hingga tujuan akhir kami berkunjung ke rumah Ibu Muslimah.

Apa yang kami temui, beliau begitu ramah dan welcome atas kedatangan kami. Dan beliau tak sungkan-sungkan menceritakan tentang masa kecil Andrea Hirata, tentang film Laskar Pelangi dan tentang SD Muhamadiyah I. Menurutnya cerita dalam film itu 80% adalah benar.

Beliau juga menceritakan pengalamannya menjadi undangan narasumber dibeberapa tempat kota besar di Indonesia semenjak booming film Laskar Pelangi. Namun ada satu pertanyaan tentang kisah cinta Muslimah (difilm) dengan seorang guru. Dan beliau menjawab dengan malu bahwa yang diceritakan itu memang terjadi. Sayangnya aku tak sempat mengambil gambar untuk tempat-tempat yang kami kunjungi karena kami hanya melewati saja, kecuali dengan Ibu Muslimah

Dan akhirnya kami harus pulang kembali ke daerah kami. Seminggu sudah berada di Kabupaten Belitung Timur yang memberikan warna dalam perjalanan tugas ku dan menjadikan aku lebih berwarna dalam mengenal budaya dan adat istiadat di Indonesia.

Inilah sebuah kisah perjalananku dan ini adalah Job Vacation, the real me! dan Paling Indonesia! :D




2 komentar:

  1. Ngilerrrr.. liat pantainyaaaaaaa :((((

    BalasHapus
  2. Waaah, pantainya indah ya

    Salam kenal mas
    Kunjungan perdana nih:)

    BalasHapus

Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)