Senin, 29 Juni 2015

Pertahankan dia, karena dia pecundang!!!

Kepentingan adalah sebuah visi bagi perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan melakukan segala hal cara tanpa memandang apakah tindakan itu benar atau salah, dan tidak memandang norma : bahwa pelaksanaannya adalah sebuah tindakan yang tak normatif.

Kepentingan timbul karena suatu kondisi dimana si manusia tersebut sudah tidak memiliki akal dan lebih mengarah hedoisme. Pemikiran positif telah terelakan dari keyakinanannya atas bujukan-bujukan konglomerasi bejad keimanan. Awalnya adalah disimilasi bagi orang-orang tertentu yang sering bergejolak dengan hatinya yang disebabkan oleh kondisi. Kedesakan tersebut menjadi awal pada kebiasaan yang tak bisa dielakan. Diam, berfikir dan mulai terhanyut dalam deretan angka-angka yang mampu membuatnya makin praktis dalam menjalankan segala urusannya. Saya sebut seperti : "Gampang!!! Saya akan bayar lebih, yang penting kelar!".
Persuasif menjadi meriam dalam aksinya untuk mewujudkan mimpinya. Segala cara untuk mewujudkan keinginannya hingga yang terlihat jelas oleh setiap orang yang mengenalinya. Bahkan, saking ambisinya, orang yang baru mengenalinya pun mampu membaca sikap pecundangnya yang tidak usah diceritakan kembali. Saya bilang seperti, "Ah!... Ini bukan urasan saya, dan Saya harus bisa mewujudkan kepentingan saya". Tidak usah membaca atau menelusui biografinya dan cukup mengetahui bagaimana cara mereka berbicara dan mempertahankan ucapannya. Pasti, ini bisa terbaca bahwa setiap orang mempunyai kelemahan setiap dia sedang berbohong walaupun ucapannya itu benar.

Persuasinya dengan mengistilahkan ABS (asal bapak senang; lain halnya kalau ibu menjadi AIS) maka dengan melihat hal itu, sudah pasti, memanjakan adalah dasar untuk mengeruk kelimpahan obsesinya. Inilah yang disebut sebagai pelacur harga diri, memuaskan hasrat namun rela mematikan harga diri demi sebuah kepentingan yang sesaat. Oleh karenanya dengan cara seperti itu maka mata hati si Bapak atau si Ibu akan memperhatikan secara lebih ( meski si Bapak atau si Ibu mengetahui atau tidak mengetahui maksud si pecundang). Dan akhirnya inilah momen yang menjadi final bagi mereka yang punya kepentingan.

Bagaimana menurut Anda?



0 komentar:

Posting Komentar

Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)