Selasa, 09 Oktober 2012

KOPET | Cintaku Sebatas Perut

"Singkirkan Gendon!!! Singkirkan kolonel kencur itu! Aku sudah muak dengan tingkahnya yang so heroic dan naturalis! Manusia yang laknat!" Ucap Jenderal Utara sembari gebrak meja. Mereka yang berdiri didepannya kaget dengan gebrakan Jenderal Utara (Jenara). Mereka diam menyimak dan menghindar untuk tidak berkomentar. "Aku ingin hadapkan dia disini. Nanti malam.! "



Jenara masih berdiri disebuah jendela besar. Mengintip bulan yang mulai sempurna purnamanya. Ia terus menyimak.


"Jenderal, Kolonel Gendon sudah ada diluar"

"Bawa masuk dia." Ucapnya datar yang masih menyimak kelangit.

Suara ketukan sepatu terdengar saling bersalip hingga membuat Jenara berbalik dan duduk di kursi besarnya. Matanya menyimak dengan tegas tubuh detil Gendon yang mulai dekat dengannya. Kemudian Jenara mengisyaratkan anak buahnya untuk keluar dari ruangan.

"Apa yang membuatmu terlalu over confident dengan sikapmu Kolonel?!" Awal Jenara yang mulai kaku.

"Aku tak mengerti dengan percakapan Anda, maaf" ucap Gendon dengan low profile.

"Bersikaplah seperti yang lalu dimana kamu bisa menunjukan amarahmu didepan Jenderal Besar. Apa kau sekarang lemah? Atau kau hanya berpura-pura bahwa emang lemah?" Jenara makin kencang ujung ucapnya.

"Atau mungkin kamu..." Jenara mengatur nafasnya untuk bisa melemah suaranya meski emosi bikin mukanya memerah, "...hanya mencari ke-heroic-kan kamu didepan Jenderal besar agar kamu bisa mendapatkan kursi setingkat Jenderal hah?!!

"Kamu pengen seperti orang-orang yang pandai berkoar-koar dan sangat lantang membicarakan keuntungan dan kerugian negara ini. Melihat secara kritisasi mereka yang sebenar mereka dalam hati ingin duduk dikepemerintahan ini.

"Heh... Wajar saja dengan seperti itu. Aku bilang itu manusiawi dan itu sudah menjadi darang daging sejak pemerintahan yang lalu. Manusia yang hebat. Sangat jitu permisifisme kamu Kolonel!!!...

"Tak sia-sia Kerja si Jenderal Barat untuk mengambilmu dan hadir di ring sekelas kami. Tapi kamu ingat kamu hanya Kolonel yg diperintahkan hanya untuk diperintahkan. Statusmu bukanlah jenderal dan kamu mungkin merasa hanya sebagai Kolonel Kepepet!

"Kamu jangan bangga dengan kondisimu sekarang Kopet!! Kolonel Kepepet" Jenara langsung tertawa...
Sementara Gendon menahan amarah. Dadanya naik turun yang tak terkendali menahan emosinya.

"Cintaku hanya sebatas perut Jenderal!. Dan anda adalah paraphilias masokisme oleh kedudukan mu!!! Malam." Ucap Gendon kemudian berbalik dan meninggalkan Jenara. Prak!!! Pintu tertutup kencang.

Emosi Jenara selevel kripik Maicih di level 10.



Powered by Telkomsel BlackBerry®












1 komentar:

  1. Ahahaha.. Baca kalimat akhirnya malah pengen ketawa, ada ya emosi seperti level kripik maicih?
    Kalau menurut saya lebih angkuh memakai kata sapaan "saya dan anda" daripada "aku dan kamu" jika untuk percakapan sekelas Jenderal. Hehehe.. Tapi entah juga sih. So far, keren. Teruskan cerita kopetnya :)

    BalasHapus

Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)