Kamis, 11 Oktober 2012

KOPET | Tanya Dalam Doa

"Aku pilih diam. Tuhan akan mengerti keadaanku walau aku tak menghadapnya sehabis wudhu. Atau memang manusia yang akan berpenghuni neraka, itukah diriku sekarang? Ya Allah... Sungguh Kau Maha Sempurna menciptakan manusia-manusia yang berbeda-beda. Dan betapa terbatasnya kemampuan hamba untuk menyatukan kedamaian ketentraman. Ketentraman hati, ketentraman pikiran dan ketentraman untuk hidup. Semua itu berpangkal pada sebuah perut..."


"Mereka berteriak kala susah mendapatkan makanan. Kadang mereka hanya mengisinya dengan air. Dan itupun cukup bagi mereka bila harga untuk hidup melewat mahal. Sedikit untuk mematri bila meregang nyawa, mereka akan mencuri. Bila mereka diteriakan maling dan tertangkap maka habislah riwayatnya.

Tapi entah bagi sebagian mereka yang mencuri uang rakyat. Mereka karena kelaparan atau malah kekenyangan akan dosa-dosanya dan Tuhan mulai memainkan hidup mereka supaya terjerumus ke dalam neraka?

Hidup itu adalah semudah bernafas. Dan serumit bila merasa sesak. Namun itu semua kitalah yang mengendalikan sendiri. Putih hitamnya diri tergantung penguasaan pikiran dan hati.

Ya Allah... Engkau menghadirkan kami dalam kefitrahan. Orang tua dan lingkungan menuntun kami dalam sebuah jalan kesucian atau kekelaman.

Engkau pun mengayatkan firman untuk merambu-rambukan langkah kita. Namun apalah hati manusia bila terkendali oleh hawa nafsu saja.

Ya Allah, apakah akan sama jawaban kehidupan manusia seperti kata sahabat Rasul kala menanyakan para umatnya ketika Rasul menghadap kepadaMu?" Gendon menghela nafas lemas. Kemudian memejamkan matanya
Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 komentar:

Posting Komentar

Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)