Senin, 20 Juni 2011

Cerita Untuk Bapak

Bapak,
Aku adalah anak mu...
Mungkin kau telah tahu tentang diriku di kala itu,
Aku yang tak tahu apa tentang kehidupan.
Aku hanya bisa merengek saat pinta yang ku ingin,
Aku hanya bisa marah saat kau lerai untuk baik ku,
Aku selalu membawa beban dalam pikir mu kelak dewasa

Bapak,
Aku hanya kenal dirimu satu kenangan saat kau gendong aku kala itu ku isak tangis ketakutan dimalam itu.
Aku hanya ingat raut mu, samar, karena ku terlelap diantara tangan mu yang memegang erat tubuhku hingga tertidur dalam pundak mu, aku terlelap.

Bapak,
Kecilku, mungkin, kau memberi janji-janji hadiah-hadiah saat ku berubah umur ku.
Kecilku, mungkin, kau punya rencana besar kelak aku ku dewasa dan bisa bersahabat yang mampu berbagi.
Kecilku, mungkin, kau membayangkan bisa bersanding kelak ku membawa seorang wanita yang akan menjadi teman sejati hidup bersanding bersama untuk bahagia atas anak mantu mu kelak.
Kecilku, mungkin, kau bisa berkumpul dengan para cucu-cucu yang menemani mu di senjamu dengan bahagia.

Namun pak,
Saat aku sekolah, aku iri dengan teman-temanku saat mereka bercerita tentang nilai-nilai yang baik atau nasehat-nasehat atas nilai-nilai yang jelek di raport-ku dengan cara mu, entah seperti apa cara mu itu.
Saat aku sekolah, aku hanya mengikuti keadaan di teman-teman ku. Mereka berkelahi, aku ikut meski entah yang melatarbelakangi masalah itu hingga orang-orang membimbingku menangis-nangis, memarahi atas kenakalan ku.
Saat aku sekolah, aku menjadi remaja dan mulai senang dengan teman wanita. Aku jatuh cinta. Dan itu juga mulai bermain dengan norma-norma agama dan sosial. Dan ku hanya bisa menjaga sesuai yang aku pahami.

Bapak,
Apa yang kau lihat sekarang? Istri mu tak lagi bisa membimbingku lagi karena aku telah dewasa. Dia menyerahkan semua pertanggungjawaban didiriku oleh diri ku.
Apa yang aku rasa sekarang? Aku diwariskan sebuah nilai yang tak berharga olehnya namun mampu membawaku mewarisi isi dunia ke anak-anak ku kelak.
Apa yang aku dapat sekarang? Aku mampu duduk sejajar dengan orang-orang dan aku mampu berbahasa dengan mereka.
Apa yang aku lakukan sekarang? Aku hanya bisa mendoakan mu saat ku telah mengerti apa arti anak sholeh.

Bapak,
Apa kau tak rindu dengan anak mu ini? Lekatlah rindu mu pada ku dan datanglah pada mimpiku dan tanyalah : Apa kabar nya istrimu dan anak-anak mu itu dan tanyalah apa pinta ku sekarang sebagai anak mu. Karena telah lama kau tak tanya apa mauku sebagai anak mu.

Apa aku harus menghampiri mu, pak? Aku tak tahu jalan menuju rumah mu sekarang. Tuhan akan marah bila ku memaksakan diri dekat dengan mu. Aku hanya berucap bahwa istri mu telah melaksanakan tugasnya sebagai ibu tanpa hadirmu disisimu. Dan sampaikanlah pada sang Tuhan bahwa istrimu adalah yang berbakti, berkasih sayang, melaksanakan tugas sebagai manusia dan ibu. Meski sang Tuhan pula yang memberikan cobaannya. Pintaku agar kelak kau dan istrimu bersatu dalam satu naungan surge milikNya.

0 komentar:

Posting Komentar

Biasanya kesempurnaan bila ada tambahan, so beri komen ya buat kesempurnaan blog ini... :)